Bagaimana Ideologi Bangsa Dibangun ?

- 24 November 2020, 22:26 WIB
Ilustrasi ideologi bangsa
Ilustrasi ideologi bangsa /Arahkata.com/

ARAHKATA - Memahami kata ideologi, sejatinya kata ini berasal dari bahasa Yunani edios dan logos (logia). Yang mana Edios berarti melihat, memandang, pikiran, ide atau cita-cita, sedangkan logos (logia)berarti ilmu.

Jadi ideologi dapat diartikan sebagai seperangkat cita-cita (ide-ide) yang merupakan keyakinan, tersusun secara sistematis, disertai petunjuk cara-cara mewujudkan cita-cita tersebut.

Berbicara ideologi, tak lepas dari konflik aosial yang ada. Pemahaman akan harfiah dari ideologi yang salah, dapat melahirkan konflik sosial (konflik horisontal) di masyarakat karena dipicu kesalahpahaman.

Baca Juga: Kementerian PANRB Perpanjang Usulan Formasi Guru PPPK

"Pada bulan September 2019, munculnya hoax tentang isu seorang guru mengeluarkan kata rasis di Wamena, telah memprovokasi para pelajar dan masyarakat melakukan unjuk rasa dan pembakaran beberapa kantor pemerintah, ruko-ruko milik masyarakat dan beberapa kendaraan bermotor. Contoh lain yang sering kita dengar atau saksikan, adalah pada saat penyelenggaraan Pemilu atau Pilkada di mana kontestasi politik telah bergeser menjadi konflik antar pendukung calon," ujar Bamsoet dalam Rakornas Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), secara virtual dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Selasa (24/11/20).

Kabar hoax cenderung dibuat untuk mendelegitimasikan lawan politik, yang secara alamiah akan memicu lahirnya berita-berita hoax tandingan dari lawan politik. Ketika titik kulminasi telah mencapai klimaksnya, masyarakat khususnya pendukung masing-masing kubu yang telah terpolarisasi pada dua kutub berseberangan akan sangat mudah terjebak pada pecahnya konflik sosial.

"Di era kemajuan teknologi informasi yang berkembang dengan sedemikian pesat, arus informasi begitu deras menjejali ruang publik melalui berbagai platform digital. Dalam konteks ini, masyarakat perlu memahami mengenai berbagai jenis informasi yang tidak benar, agar lebih bijaksana dalam menyikapi," jelas Bamsoet.

Baca Juga: Burnley vs Crystal Palace, Prakiraan Skor dan Susunan Pemain, 24 November 2020

Ketua DPR RI ke-20 ini menerangkan, berbagai jenis informasi yang tidak benar tersebut dapat berupa misinformasi (penyebaran informasi yang tidak tepat, karena ketidaktahuan), disinformasi (penyebaran informasi yang tidak tepat dan bersifat destruktif secara sengaja), serta malinformasi (penyebaran informasi faktual, tetapi untuk tujuan tidak baik, misalnya untuk menghasut atau memprovokasi).

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x