Sekjen PA 212 Sebut Karangan Bunga di Kodam Jaya Setingan

- 25 November 2020, 00:39 WIB
Warga melihat karangan bunga berisi dukungan terhadap TNI-Polri dalam upaya penegakan protokol kesehatan memadati Markas Kodam Jaya,, Jakarta Timur, Senin(23/11/2020). Karangan Bunga yang berisi dukungan kepada sikap tegas Pangdam Jaya, terus berdatangan hingga memenuhi gerbang depan Makodam.  ANTARA FOTO/ Reno Esnir/hp.
Warga melihat karangan bunga berisi dukungan terhadap TNI-Polri dalam upaya penegakan protokol kesehatan memadati Markas Kodam Jaya,, Jakarta Timur, Senin(23/11/2020). Karangan Bunga yang berisi dukungan kepada sikap tegas Pangdam Jaya, terus berdatangan hingga memenuhi gerbang depan Makodam. ANTARA FOTO/ Reno Esnir/hp. /RENO ESNIR/ANTARA

ARAHKATA – Markas Kodam Jaya dibanjiri karangan bunga sejak Sabtu, 21 November 2020 yang mengungkapkan apresiasi atas tindakan TNI dalam melakukan penurunan baliho bergambar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Syihab.

Berdasarkan pengamatan di markas Kodam Jaya, karangan bunga yang berjejer bewrjumlah ratusan dengan tulisan yang beragam mulai dari dukungan kepada TNI sampai dengan sindiran menyinggung kelompok tertentu.

Dari beberapa pesan bernada sindiran dalam karangan bunga yang tak jelas kepada siapa ditujukan, ada yang dengan terang menyebut kelompok FPI.

Baca Juga: Pangdam Jaya Bantah Akan Bubarkan FPI

Menanggapi karangan bunga di markas Kodam Jaya yang menyebut kelompok FPI, Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin meyakini karangan bunga tersebut bukan berasal dari rakyat.

Novel menilai pengiriman bunga tersebut merupakan setting-an alias sudah dikondisikan oleh pihak tertentu karena dilakukan serentak pada hari yang sama.

"Contoh konkret jelas kita melihat karangan bunga yang memang hasil bunga karangan yang sudah dikondisikan bisa serentak dan dengan kata-kata yang tidak jauh beda satu sama lain," ujar Novel, Selas, 24 November 2020.

Baca Juga: Presiden tak Pernah Instruksikan Pembubaran FPI

Novel mengatakan pengiriman ratusan karangan bunga itu sulit diterima akal sehat apabila benar dari rakyat. Terlebih, saat ini kondisi ekonomi sedang sulit karena pandemi virus corona.

"Rakyat saat ini mereka dalam ekonomi sulit malah terlilit utang dari ulah pemerintah sendiri," ujarnya.

Halaman:

Editor: Alamsyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x