ARAHKATA - Belum usai merapi di Yogayakarta meradang, G. Ili Lewotolok, Nusa Tenggara Timur mengalami erupsi pagi ini, 29 November 2020.
Seperti yang diinformasikan KESDM, Badan Geologi, PVMBG, Pos Pengamatan Gunungapi Ili Lewotolok, tepatnya, pukul 09:45 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 4.000 m di atas puncak (± 5.423 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi ± 10 menit.
Baca Juga: Pesan Anies di Usia 92 Tahun Persija
Saat ini G. Ili Lewotolok berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi
Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok dan pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak beraktivitas dalam zona perkiraan bahaya di dalam area kawah G. Ili Lewotolok dan di seluruh area dalam radius 2 km dari puncak/pusat aktivitas G. Ili Lewotolok.
Sejarah Erupsi
Sejarah erupsi dan peningkatan aktivitas vulkanik G. Ili Lewotolok tercatat sejak tahun 1660 :
Baca Juga: Mobil Tim Pemenangan Paslon Petahana Pilkada Mamuju Masuk Jurang
Pada tahun 1660, terjadi letusan pada kawah pusat (Neumann van Padang, 1951, p. 208). Data letusan ini terdapat dalam 'Wouter Schout's Reistogt naar en door Oostindien 1775' (v. 1, p. 78, 80).