Imlek dan Kenangan Menteri Agama Saat Kecil Jalin Silaturahmi Ke Keluarga Tionghoa

- 5 Februari 2021, 06:53 WIB
Perayaan Imlek. Menjelang pergantian Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili tersebut, pemerintah mengimbau masyarakat merayakannya secara sederhana dan virtual.
Perayaan Imlek. Menjelang pergantian Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili tersebut, pemerintah mengimbau masyarakat merayakannya secara sederhana dan virtual. /ARAH KATA/Warta Pontianak

 

ARAHKATA - Makna perayaan Hari Raya Imlek ternyata memiliki kesan disetiap orang. Tak terkecuali Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. Makna perayaan Imlek dirasakannya sangat gembira.

Gus Yaqut sapaan akrabnya mengungkapkan kegembiraan perayaan Imlek di Indonesia bukan saja kepada masyarakat Tionghoa saja melainkan masyarakat Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam Konferensi Pers bersama Menteri Koordinator PMK Muhajir Effendy dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, di Istana Kepresidenan, Jakarta seperti dilansir dalam laman kemenag.go.id, Kamis, 4 Januari 2021.

Gus Yaqut mengatakan kenangan yang tidak bisa dilupakan saat perayaan imlek. Sejak dirinya kecil pada saat tinggal di lingkungan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah. Ia berkisah, pondok pesantren milik keluarganya ini berdekatan dengan pemukiman Tionghoa.

Baca Juga: Sambut Imlek dan Valentine Day, Dua Hotel Gelar Ini!

Saat itulah, menurutnya, Gus Yaqut kecil mengaku semarak arak-arakan barongsai hingga bagi-bagi angpao. Bahkan ada semacam tradisi ketika dirinya dan santri lainnya berkeliling kerumah saudara-saudara yang merayakan Imlek demi mendapatkan angpao. Ia akui, rasa persaudaraan dan kerukunan saat itu amat berkesan.

"Dan kita senang sekali karena mendapatkan angpao pada waktu itu,” ungkap Gus Menteri.

Makna Imlek dirasakan adanya persaudaraan, kebahagiaan dan kebersamaan yang dirasakan Gus Yaqut hingga kini. Baginya, untuk kala itu perayaan Imlek bisa meriah dan berkumpul banyak orang. Namun, di kala perayaan Imlek pada 12 Februari 2021 yang kemudiaan disaat pandemi Covid-19 ini, dirinya berharap agar pelaksanaan Imlek dilakukan secara sederhana.

"Saya kira umat Konghucu juga harus mawas diri bahwa perayaan Imlek itu bisa dirayakan dengan cara yang sederhana dan mematuhi protokol kesehatan,” ungkapnya.

Ia menambahkan dirinya sudah berkomunikasi dengan tokoh-tokoh Konghucu dan tokoh Tionghua untuk tetap menjaga protokol kesehatan selama perayaan Imlek tahun ini. Salah satunya, dengan melakukan perayaan secara virtual.

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x