ARAHKATA – Bedasarkan laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Gunung Merapi masih berstatus Siaga, dan pada Minggu 15 Agustus 2021 gunung dengan tinggi 2.930 mdpl itu memuntahkan 10 kali guguran lava pijar.
Guguran lava pijar Gunung Merapi diketahui mengarah ke barat daya yang dapat dilihat dari Cangkringan, Sleman, dan DI Yogyakarta.
BPPTKG juga melaporkan berdasarkan pengamatan telah terjadi satu kali awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000 meter.
Baca Juga: Gerobolan Monyet Satroni Rumah Penduduk di Depok
Dalam rentang waktu 7-12 Agustus, BPPTKG mencatat ada terjadi 28 kali gempa awan panas guguran (AP), 334 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 10 kali gempa Low Frekuensi (LF), dan 1.296 kali gempa Fase Banyak (MP).
Data tersebut menunjukkan bahwa aktivitas kegempaan Gunung Merapi masih sangat tinggi, dan dapat diinformasikan, guguran lava dan awan panas pada sektorTenggara–Barat Daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro dan sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Baca Juga: Sudah Vaksin tapi Data Tak Muncul di Peduli Lindungi? Ini Kata Kemenkes
Dari potensi bahaya tersebut, BPPTKG merekomendasikan agar Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini.
Masyarakat tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi, serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.***