Dokter: Belum Ada Bukti BPA di Galon Guna Ulang Pengaruhi Kesehatan

- 30 September 2022, 16:03 WIB
Ilustrasi botol plastik. Terkait Rencana Pelabelan BPA Free Galon Guna Ulang, Kemenko Perekonomian Minta BPOM Kaji Ulang.
Ilustrasi botol plastik. Terkait Rencana Pelabelan BPA Free Galon Guna Ulang, Kemenko Perekonomian Minta BPOM Kaji Ulang. /Pixabay/Conger Design/

ARAHKATA - Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP mengatakan belum ada bukti bahwa bahan Bisfenol A (BPA) yang terdapat dalam kemasan galon guna ulang dapat mempengaruhi kesehatan dan menyebabkan kanker.


"BPA belum bisa dikaitkan dengan kanker karena datanya belum ada, data belum cukup," kata Aru di Jakarta, Jumat, 30 September 2022.

Aru mengatakan perlu data yang lebih banyak lagi dalam beberapa tahun ke depan sampai bisa disimpulkan apa dampak kesehatan setelah minum air dari galon guna ulang yang berbahan plastik keras polikarbonat.

Baca Juga: Ketua PBNU Sayangkan Pernyataan Connie Bakrie Yang sangat Provokatif dan Tendensius

Belakangan muncul polemik seputar Bisfenol A (BPA) yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan, bahkan kanker dan gangguan hormonal seperti kemandulan.

Sejauh ini belum ada riset yang konklusif terkait dampak BPA terhadap kesehatan, dan belum ada riset yang relevan dengan kondisi di Indonesia.

Sejumlah badan kesehatan terkemuka dari seluruh dunia (termasuk Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, Health Canada, Otoritas Keamanan Pangan Eropa dan Standar Makanan Australia Selandia Baru), menyatakan bahwa paparan BPA tidak menimbulkan risiko kesehatan atau masalah keselamatan bagi orang-orang dari segala usia.

Baca Juga: Ferdy Sambo Siap Disidangkan, Ini Harapan Keluarga Brigadir Joshua

BPA adalah zat yang terdapat dalam kemasan, biasanya kaleng atau plastik. Fungsinya untuk memperkuat daya tahan kemasan sehingga bisa digunakan ulang. Komposisi BPA dalam wadah atau kaleng ini sangat kecil dan tidak mudah untuk terurai.

Alih-alih BPA, penyakit kanker lebih banyak disebabkan oleh tiga faktor yang berkaitan dengan gaya hidup dan ini sudah dibuktikan melalui bukti ilmiah, yakni obesitas, gaya hidup kurang olahraga, dan pola makan tidak sehat.

Selain tiga faktor tersebut, faktor lain seperti zat kimiawi dari lingkungan pengaruhnya sangat kecil, hanya sekitar 2 persen.

Baca Juga: Pengadilan Militer Myanmar Vonis Aung San Suu Kyi Tiga Tahun Bui

“Isu rokok lebih penting dikaitkan dengan kanker dibandingkan BPA. Sekali lagi, masih ada konflik data terkait BPA menyebabkan kanker,” kata Aru.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x