ARAHKATA - Pernahkah Anda bertanya-tanya, galon mana yang sebenarnya lebih baik untuk lingkungan? Galon polikarbonat, yang dapat digunakan dan diisi ulang, atau galon sekali pakai yang praktis namun menghasilkan banyak sampah? Mari kita bongkar faktanya!
Dalam upaya global untuk mengurangi sampah plastik, penggunaan galon polikarbonat telah menjadi salah satu solusi efektif.
Galon yang sering digunakan untuk air minum ini menawarkan alternatif ramah lingkungan dibandingkan dengan galon sekali pakai.
Baca Juga: Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Perberat Vonis SYL Jadi 12 Tahun Penjara
Bagaimana bisa demikian? Mari kita bahas mulai hulu hingga ke hilir.
Mulai dari hulu, pembuatan galon polikarbonat hanya 1 kali menggunakan plastik virgin karena setelahnya bisa dipakai ulang. Berbeda dengan kemasan sekali pakai yang terus menggunakan plastik virgin untuk membuat galon baru.
Mengutip laman aliansi zero waste, organisasi nirlaba yang bergerak dalam bidang lingkungan, menyebutkan bahwa proses ekstraksi atau pemurnian hingga produksi pelet plastik sebelum kemudian dibentuk sesuai kebutuhan membutuhkan energi yang besar sehingga menghasilkan emisi karbon yang besar pula.
Proses pencetakan plastik ini membutuhkan suhu tinggi dari pembakaran batu bara dengan emisi karbon sebesar 535 Juta Metric Ton CO2. Dalam skala dunia, produksi pelet plastik ini menghasilkan 1.781 Million Metric Ton CO2 jejak karbon.