ARAHKATA – Ali Abu Aliya, remaja berusia 14 tahun ditembak di perut dalam bentrokan saat unjuk rasa memprotes pencurian tanah oleh Israel di desa al-Mughayyir dekat Ramallah pada hari Jumat, 4 Desember 2020.
Remaja malang itu dilarikan ke rumah sakit di Ramallah dalam kondisi kritis hingga akhrnya ia meninggal.
Kementerian Luar Negeri dan faksi Palestina menyebut insiden itu sebagai "kejahatan perang", serta menuntut bahwa Israel harus bertanggung jawab.
Baca Juga: Ini Risikonya, Jika Makan Lobster Berlebihan
Juru bicara gerakan Fatah, Osama al-Qawasmi, mengatakan warga Palestina harus menanggapi pembunuhan remaja tersebut dengan berpegang pada "persatuan nasional".
Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan kematian Abu Aliya "menegaskan kebenaran kriminal tentang tentara pendudukan", dan mengatakan Israel harus dituntut.
"Kami menegaskan perlunya kembali ke konsensus nasional tentang pilihan untuk melawan pendudukan, yang mampu menanggapi kejahatan pendudukan dan menghentikan peningkatan serangan para pemukim," kata Hamas.
Baca Juga: Prajurit TNI Selamatkan Bayi Umur Empat Hari yang Terjebak Banjir di Aceh Timur
Kepresidenan Otoritas Palestina menyerukan "komunitas internasional untuk bekerja memberikan perlindungan bagi rakyat kami, mengakhiri pendudukan dan mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya".
Sementara itu, seorang juru bicara militer Israel mengatakan tentara telah menggunakan apa yang dia gambarkan sebagai "cara pembubaran kerusuhan" untuk menghadapi lusinan orang Palestina yang melemparkan batu ke arah tentara dan mencoba untuk menggulingkan batu dan membakar ban ke kendaraan Israel.