Amerika Serikat Gelar Rapat Parlemen Legislasi Pelarangan TikTok

- 26 Maret 2023, 10:28 WIB
Ilustrasi - Bendera China terlihat mengapit logo TikTok.
Ilustrasi - Bendera China terlihat mengapit logo TikTok. /Florence Lo/Reuters

Dunn kemudian menyinggung pernyataan perusahaan itu Desember lalu yang menyebutkan beberapa pegawai ByteDance di China secara tidak patut mengakses data dua jurnalis pengguna TikTok yang tidak lagi dipekerjakan oleh perusahaan itu.

Dia kemudian mengulangi pertanyaan apakah ByteDance memata-matai penggunanya.

Baca Juga: Surat Terbuka Pegawai Milenial Ungkap Kebobrokan dan Korupsi Sistematis Pejabat Bea Cukai

"Saya kira memata-matai bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkan soal itu," kata Chew, seraya menjelaskan bahwa laporan tersebut masih menjadi bahan penyelidikan. Dunn kemudian bahwa penggunaan TikTok yang semakin luas sudah menjadi kanker.

Sebagian besar anggota dewan dari Partai Demokrat turut menyatakan kekhawatiran atas aplikasi video tersebut, namun  belum menyatakan mendukung aplikasi ini dilarang.

"Memang ada kekhawatiran nyata atas keamanan nasional terkait TikTok," kata pemimpin fraksi Partai Demokrat di DPR AS Hakeem Jeffries pada Jumat, 24 Maret 2023, sembari menyinggung masalah privasi dan perlindungan konsumen.

Baca Juga: Imbauan Pemerintah Perusahaan Bagikan THR Selambatnya 18 April 2023

Chew kemudian mengunggah sebuah video di TikTok yang memperlihatkan dirinya.

"Kami akan terus melindungi data anda dari akses yang tidak sah oleh pihak asing," kata dia.

Komisi Perdagangan Senat AS masih belum menjadwalkan rapat dengar pendapat terkait rancangan undang-undang yang akan memberi wewenang kepada Departemen Perdagangan AS untuk melarang teknologi asing yang mengancam keamanan nasional AS.

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x