ARAHKATA - Beberapa jam setelah menghadapi ancaman pembunuhan, Donald Trump dengan percaya diri mengatakan tidak akan pernah menyerah dan terus berjuang untuk warga Amerika.
Dalam sebuah pernyataan di situs web kampanyenya, Trump mengungkap kondisinya saat ini baik-baik saja dan meminta para pendukungnya untuk tidak khawatir.
"Saya Donald J. Trump. Jangan takut! Saya aman dan sehat, dan tidak ada yang terluka. Terima kasih Tuhan!,” ungkapnya, seperti dimuat Reuters pada Selasa, 17 September 2024.
Baca Juga: Pemerintah Didesak Selamatkan 11 Warga Sukabumi Korban TPPO Disekap di Myanmar
Trump sangat tahu bahwa upayanya kembali menduduki jabatan Presiden akan dihadapkan pada hal-hal yang sangat tidak terduga dan berbahaya.
Namun Trump menegaskan bahwa dirinya tidak akan pernah menyerah.
"Saya tidak akan berhenti berjuang untuk Anda. Saya tidak akan pernah menyerah! Saya akan selalu mencintai Anda karena mendukung saya. Melalui persatuan kita, kita akan membuat Amerika hebat lagi! Saya tidak akan pernah menyerah!," tegasnya.
Baca Juga: Haidar Alwi Ungkap Sejumlah Alasan Kenaikan Anggaran Polri Tidak Perlu Dipermasalahkan
Di akun Truth Social-nya, Trump menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak khususnya Dinas Rahasia AS yang kembali berhasil menggagalkan upaya pembunuhan kedua terhadapnya.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Dinas Rahasia AS, Sheriff Ric Bradshaw dan Kantornya yang terdiri dari para patriot yang berani dan berdedikasi, dan, semua penegak hukum, atas pekerjaan luar biasa yang dilakukan hari ini," kata Trump.
Menurut laporan FBI, tersangka bersembunyi di luar lapangan golf pribadi di Florida dengan senapan AK-47 selama hampir 12 jam sebelum akhirnya diketahui oleh Dinas rahasia dan tembakan peringatan diluncurkan.
Baca Juga: Retno Marsudi Ditunjuk Jadi Utusan Khusus Sekjen PBB Pertama dari Indonesia
Pelaku bernama Ryan Wesley Routh, 58, menghadapi dakwaan kepemilikan senjata api meskipun sebelumnya pernah dihukum karena tindak pidana berat dan memiliki senjata api dengan nomor seri yang dihapus.
Dakwaan tambahan mungkin akan dijatuhkan saat penyelidikan berlanjut.
Ancaman pembunuhan pertama Trump terjadi saat ia sedang melakukan kampanye di Pennsylvania Juli lalu. Telinganya terluka akibat terkena tembakan tersebut, tetapi dia baik-baik saja dan bisa menghadiri konvensi nasional Republik beberapa hari setelahnya.***