Bank Syariah Terbesar di Indonesia Lahir, Hari Ini Resmi Beroperasi

- 1 Februari 2021, 14:09 WIB
BSI (Bank Syariah Indonesia)
BSI (Bank Syariah Indonesia) /Arahkata/


ARAHKATA – Sebagai salah satu negara berpenduduk muslim terbesar, Indonesia tentu menjadi sorotan dalam berbagai kebijakan, salah satunya dalam dunia perbankan. Cukup lama keberadaan Bank Syariah menjadi harapan hadir di tanah air, meskipun diketahi Indonesia telah memiliki Bank Syariah yang berafiliasi dengan Bank Konvensional.

Senin 1 Januari 2021, menjadi sejarah perbankan tanah air. Pasalnya hari ini, PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk yang merupakan hasil merger BRI Syariah, Mandiri Syariah, dan BNI Syariah resmi beroperasi.

Beroperasinya BSI ini diketahui sejak bulan Oktober tahun lalu, di mana proses merger dimulai, dengan ditandatanganinya conditional merger agreement (CMA). Lalu akhirnya BSI siap diresmikan setelah mendapatkan izin penggabungan dan perubahan nama dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Rabu 27 Januari 2021 lalu.

Persetujuan OJK ditandai dengan keluarnya Salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 4/KDK.03/2021 tentang Pemberian Izin Penggabungan PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah ke dalam PT Bank BRIsyariah Tbk, serta Izin Perubahan Nama dengan Menggunakan Izin Usaha PT Bank BRIsyariah Tbk, Menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, sebagai Bank Hasil Penggabungan. Surat tersebut ditetapkan pada 27 Januari 2021.

Baca Juga: Pemerintah Usulkan Ganti Swab Test dengan Test Saliva untuk Deteksi Covid-19

PT Bank Syariah Indonesia akan menggunakan ticker BRIS di pasar saham dalam negeri, mengingat BRISyariah menjadi bank yang menjadi entitas penggabungan.
Sebelum resmi digabungkan, BRIS telah melaporkan kinerja keuangannya untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2020 dengan hasil yang sangat memuaskan.

Bank ini sepanjang tahun lalu mencatatkan laba bersih senilai Rp 248 miliar pada akhir 2020 lalu. Capaian laba bersih ini naik 235,14% dari posisi 2019 tumbuh 163% yoy.

Total KUR yang disalurkan BRIsyariah pada tahun 2020 mencapai Rp 4,5 triliun. Sebesar 40% penyaluran KUR disalurkan ke sektor ekonomi produksi. Sementara sekitar 37,7% difokuskan ke sektor ekonomi perdagangan dan sekitar 22% di sektor jasa.

Selain mikro, perusahaan menyalurkan Rp 7,4 triliun pembiayaan untuk segmen kecil dan menengah, tumbuh sebesar 65% yoy.

Di masa pandemi, perusahaan memprioritaskan pembiayaan pada sektor yang lebih minim risiko, seperti pertanian, peternakan dan alat kesehatan.
Rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) tercatat 1,7% di akhir tahun lalu, turun dibanding dengan akhir tahun sebelumnya.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x