Kelangkaan Pasokan AMDK Bisa Timbulkan Risiko Kesehatan Pada Bulan Ramadhan

- 26 Maret 2023, 15:25 WIB
Pekerja memindahkan galon di salah satu depo pengisian air minum dalam kemasan di daerah Daan Mogot, Jakarta, beberapa waktu lalu. Bingung gunakan kemasan galon AMDK Polikarbonat atau PET, berikut saran dari peneliti IPB.
Pekerja memindahkan galon di salah satu depo pengisian air minum dalam kemasan di daerah Daan Mogot, Jakarta, beberapa waktu lalu. Bingung gunakan kemasan galon AMDK Polikarbonat atau PET, berikut saran dari peneliti IPB. /ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/

ARAHKATA - Wacana kebijakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang akan melarang angkutan air minum dalam kemasan (AMDK) beroperasi pada musim lebaran nanti mendapat kritik dari masyarakat dan praktisi kesehatan.

Pasalnya, aturan tersebut bisa menyebabkan kelangkaan air minum di masyarakat yang bisa beresiko terhadap kesehatan.
 
Praktisi Kesehatan dr. Hartati B Bangsa mengatakan saat ini air minum itu sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat.

Baca Juga: Kemendikbud: RI Berpeluang Besar Cetak Tenaga Ahli Bidang Kelistrikan

Hal itu disebabkan sekitar 70 persen kebutuhan air dalam tubuh itu digunakan untuk menunjang metabolisme tubuh.

“Konsumsi air yang cukup itu untuk membantu efektifitas metabolisme kita bekerja dengan baik. Jadi, sudah menjadi bahan utamalah bagi tubuh kita sehingga tidak bisa disepelekan keberadaannya,” ujarnya kepada ArahKata.com Minggu, 26 Maret 2023.
 
Menurut dr.Tati, sapaan akrabnya, orang yang mengalami kekurangan air dalam tubuhnya atau dehidrasi memiliki gejala-gejala seperti munculnya rasa haus, fisik terasa lemah dan lesu, bibir pecah-pecah, dan urin berwarna coklat atau pekat.

Baca Juga: Simak Tiga Tips Buat Mudik Tahun Ini Jadi Lebih Nyaman

Untuk orang-orang usia produktif, masalah kekurangan air minum ini mungkin tidak terlalu berbahaya.

“Tapi, untuk ibu hamil, orang tua apalagi lansia dampaknya bisa menjadi mengkhawatirkan. Apalagi pada kasus-kasus yang ditambahi dengan diare dan segala macam,” tuturnya. 
 
Sementara, kata dr. Tati, untuk anak-anak usia 0-2 tahun, asupan komponen-komponen ASI dari ibunya kemungkinan sudah cukup untuk memenuhi cairan tubuhnya.

Baca Juga: Presiden Erdogan: Turki Serukan Penghentian Segera Perang di Ukraina

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x