ARAHKATA – Merokok tidak hanya berbahaya untuk dirimu sendiri tetapi juga orang-orang di sekitarmu. Terutama bagi bayi dan anak-anak. Asap rokok mengandung sekitar 4.000 bahan kimia, yang banyak di antaranya termasuk bahan berbahaya.
Dari bahan tersebut, kira-kira ada 50 bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker pada orang dewasa.
Bayi dan anak-anak masih dalam masa pertumbuhan, sehingga asap rokok lebih berbahaya apabila terhirup. Menghirup asap rokok dalam waktu singkat saja dapat membahayakan tubuh bayi dan anak-anak, apalagi jika mereka menghirup dalam jangka waktu yang lama.
Baca Juga: Google Hadirkan Program Beasiswa Bagi 10.000 Lebih Talenta Digital Indonesia
Bukan tidak mungkin anak dapat mengembangkan berbagai macam penyakit, dan kemungkinan terburuknya, kematian pada anak, dikutip dari halodoc.com pada Selasa 4 Juni 2024.
Berikut macam-macam bahaya asap rokok yang dapat mempengaruhi Kesehatan anak:
Asma terjadi ketika saluran udara kecil di paru-paru mengalami peradangan. Peradangan ini membuat saluran napas menjadi lebih sensitif terhadap pemicu. Ketika si kecil menghirup pemicunya, otot-otot di sekitar saluran napas akan menegang.
Jika hal ini terjadi, anak lebih sulit bernapas dan alhasil menyebabkan batuk-batuk, mengi, dan sesak dada. Nah, asap rokok adalah salah satu pemicu yang dapat menyebabkan asma kambuh pada anak. Bahan kimia dalam asap rokok meningkatkan frekuensi dan gejala yang lebih parah bagi anak yang mengidap asma.
Baca Juga: Mensos Risma Luncurkan Program Pena Muda Bantu Anak Muda Dari Kemiskinan
- Infeksi saluran pernapasan
Bahaya asap rokok selanjutnya masih seputar masalah pernapasan. Menurut Environmental Protection Agency (EPA) paparan asap rokok meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan bagian bawah, seperti bronkitis dan pneumonia.
Hal tersebut karena asap rokok dapat merusak pertahanan alami tubuh, dalam melawan bakteri dan virus penyebab pneumonia dan bronkitis. Bayi yang ibunya merokok, 50 persen lebih mungkin terkena infeksi pernapasan selama tahun pertama kehidupannya.
Risiko ini bisa meningkat jika ibu merokok sambil menggendong bayi atau menyusui. Secara keseluruhan paparan asap rokok sejak dini, kemungkinan besar dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut pada anak.
Baca Juga: BSI Imbau Nasabah Waspadai Terhadap Penipuan Online Jelang Idul Adha
- Gangguan kognitif
Jika selama ini bahaya asap rokok sering berkaitan dengan masalah pernapasan, asap rokok juga berdampak bagi kemampuan belajar anak. Alasannya karena asap rokok dapat menyebabkan neurotoksik pada tingkat yang sangat rendah.
Neurotoksik sendiri merupakan zat yang mengganggu sistem saraf pusat. Lebih dari 21,9 juta anak berisiko kekurangan kemampuan membaca karena menjadi perokok pasif.
Sementara itu, tingkat paparan asap rokok yang lebih tinggi juga dikaitkan dengan penurunan kemampuan yang lebih besar dalam mempelajari matematika dan penalaran visuospasial.
Baca Juga: Cek Masa Berlaku SIM dan Segera Perpanjang Sebelum Kadaluarsa
Infeksi telinga juga merupakan salah satu bahaya asap rokok yang umum terjadi pada anak-anak. Kondisi ini sering dikenal dengan penyakit telinga bagian tengah yang meliputi otitis media akut dan otitis media efusi.
Penyebabnya, asap rokok yang dihirup dapat mengiritasi tuba eustachius yaitu bagian yang menghubungkan bagian belakang hidung dengan telinga tengah.
Sehingga, menyebabkan pembengkakan dan penyumbatan yang mengganggu pemerataan tekanan di telinga tengah. Alhasil menimbulkan rasa nyeri, kelebihan cairan, dan infeksi.
Baca Juga: Febri Diansyah Akui Terima Rp800 juta dan Rp3,1 M saat dampingi SYL dkk
- Masalah perilaku
Masalah perilaku akibat paparan asap rokok, dapat terjadi ketika bayi masih dalam kandungan. Ibu hamil yang tidak merokok tetapi menjadi perokok pasif, lebih mungkin melahirkan bayi yang memiliki ADHD dan gangguan perilaku.
Risiko ini umumnya lebih tinggi pada anak perempuan dibanding anak laki-laki. Namun, di sisi lain, anak laki-laki kemungkinan memiliki masalah perilaku yang lebih besar, seperti hiperaktif, agresi, depresi, dan masalah perilaku lainnya.
Baca Juga: Kepala Otorita IKN Bambang Susantono Mundur, Jokowi Tunjuk Menteri Basuki Jadi Plt
- Sindrom bayi mati mendadak atau SIDS
Bayi yang terpapar asap rokok setelah lahir, lebih berisiko mengalami kematian akibat sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Risiko ini biasanya lebih besar pada bayi yang ibunya merokok selama kehamilan.
Bahan kimia dalam asap rokok diperkirakan mempengaruhi cara kerja otak sehingga mengganggu pengaturan pernapasan bayi. Bayi yang meninggal karena SIDS memiliki konsentrasi nikotin dan coticine yang lebih tinggi di paru-parunya.
Itulah berbagai macam bahaya asap rokok yang dapat menyerang anak. Mulai sekarang yuk lindungi anak dari asap rokok, agar kesehatan mereka tetap terjaga.***