ARAHKATA - Belum selesai dengan kasus COVID-19 melonjak, Singapura harus dihadapkan dengan 'resesi seks'.
Hal ini terjadi karena jumlah pernikahan di negara itu turun drastis ke level terendah dalam 34 tahun terakhir.
Selain itu, angka kelahiran juga turun ke level terendah selama tujuh tahun. Disebutkan, ini menjadi salah satu dampak pandemi COVID-19 di Singapura.
Baca Juga: Rekor! COVID-19 Singapura Capai 2 Ribu Kasus
Sebagai informasi, resesi adalah istilah ekonomi untuk pertumbuhan negatif dua kuartal berturut-turut dalam satu tahun.
Berikut sederet fakta 'resesi seks' di Singapura dihimpun Arahkata pada 2 Oktober 2021.
1. Jumlah pernikahan turun 12,3 persen
Dilaporkan, hanya ada 19.430 pernikahan yang terjadi pada tahun 2020 di Singapura. Jumlah ini menurun sebesar 12,3 persen dari 22.165 pernikahan pada tahun sebelumnya.
Baca Juga: Rekor! Singapura Catat Kasus COVID-19 Harian Tertinggi
Diketahui, ini merupakan angka terendah sejak tahun 1986, yakni 19.348 pernikahan.