Politisi PKS Minta Pemerintah Batasi Ekspor Nikel Mentah

- 2 Desember 2020, 12:48 WIB
Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mulyanto.
Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mulyanto. /Dok. dpr.go.id

ARAHKATA - Melihat nikel akan berpotensi menjadi komoditas unggulan, anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, minta Pemerintah fokus menyiapkan aturan tata kelola mineral ini dari hulu hingga hilir secara maksimal.

Mulyanto memperkirakan seiring berkembangnya industri produksi baterai, nikel akan menjadi primadona dan sumber pertumbuhan ekonomi ke depan. Karena itu Pemerintah perlu memaksimalkan nilai ekonomis bahan tambang ini agar bisa meningkatkan pertumbuhan nasional yang sekarang terpuruk.

"Pemerintah perlu membatasi ekspor produk nikel setengah jadi. Karena produk setengah jadi ini nilai tambahnya tidak seberapa," kata Mulyanto dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan BPPT, LIPI, BIG, Badan Geologi dan Balitbang Kementerian ESDM, (31/11).

Baca Juga: Waspada Klaster Commuter Line, Kasus Covid-19 Harian Depok di Atas 100

Mulyanto menambahkan saat ini industri baterai listrik untuk keperluan industri otomotif ramah lingkungan sedang naik daun. Nikel sebagai bahan utama produksi baterai listrik tentu menjadi kebutuhan utama penunjang industri yang akan terus berkembang tersebut. Untuk itu sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar Indonesia harus dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari kondisi ini.

"Disinilah peran penting lembaga riset dan inovasi kita serta Kementerian ESDM untuk memikirkan jalan, bukan sekedar hilirisasi “setengah hati”, dengan menghasilkan produk setengah jadi dengan nilai tambah sedikit, namun mengembangkan hilirisasi penuh memproduk barang jadi dengan nilai tambah tinggi, produk teknologi berbasis nikel," tegas Mulyanto.

"Ke depan kita harus melarang ekspor bahan baku setengah jadi bila industri baterai dan industri hilir berbasis nikel tumbuh di negeri ini," imbuh Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Bidang Industri dan Pembangunan ini.

Baca Juga: Negara Tidak Produktif, Butuh Semangat Rekonsiliasi

Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara dengan cadangan bijih nikel terbesar di dunia. Sekitar 32,7% cadangan nikel dunia ada di Tanah Air. Australia berada di urutan kedua setelah Indonesia, yang memiliki 21,5% cadangan nikel dunia. Brazil menyusul dengan cadangan bijih nikel 12,4%. Kemudian Rusia, Kuba, Filipina, dan Afrika Selatan.

Halaman:

Editor: Ahmad Ahyar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x