Hari Gizi Nasional, Kemenkes Dorong Anak Remaja Bebas Anemia

- 26 Januari 2021, 18:11 WIB
Hari gizi nasional, 25 Januari 2021
Hari gizi nasional, 25 Januari 2021 /ARAH KATA/logo Hari Gizi Nasional

 

ARAHKATA -Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memfokuskan perbaikan gizi masyarakat pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan usia remaja. 

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Rl Dr. Kirana Pritasari, MQIH pada pelaksanaan peringatan Hari Gizi Nasional pada Selasa, 26 Januari 2021. Menurutnya, masalah gizi saat ini terlihat pada usia remaja harus dijadikan komponen utama dalam pembangunan kesehatan berkelanjutan hingga menghasilkan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing.

"Masalah gizi yang terjadi pada usia remaja akan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit di usia dewasa serta berisiko melahirkan generasi yang bermasalah gizi. Lebih jauh lagi, masalah gizi yang terjadi sejak masa remaja akan mempengaruhi perkembangan kognitif, produktivitas, kinerja dan daya saing di tingkat global, yang dapat berdampak terhadap kemampuan untuk mendapatkan penghidupan yang layak di kemudian hari", Ujarnya melalui siaran pers yang diterima Arahkata.

Dari Data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KemenKes RI) saat ini lndonesia masih dihadapkan pada beban ganda masalah gizi yaitu masih tingginya prevalensi stunting, wasting dan obesitas serta kekurangan zat gizi mikro terutama anemia yang masih menjadi tantangan besar. Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 persen, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Data diambil melalui laman promkes.kemkes.go.id

Hal tersebut dipengaruhi oleh Kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dankurangnya aktifitas fisik. Upaya pencegahan anemia pada remaja melalui suplementasi Tablet Tambah Darah pada remaja putri merupakan intervensi spesifik yang sangat Strategis, untuk mempersiapkan calon ibu yang sehat melahirkan generasi penerus yang berkualitas.

Mengacu pada RPJMN 2O2O-2O24, percepatan penurunan stunting menjadi 14 persen dan wasting menjadi 7 persen pada tahun 2024 menjadi salah satu tujuan pembangunan kesehatan. Untuk dapat mencapai target tersebut, perlu dilakukan penguatan intervensi spesifik dan sensitif yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan fokus pada sasaran 1000 HPK dan remaja .

"Saat ini lndonesia masih dihadapkan pada beban ganda masalah gizi yaitu masih tingginya prevalensi stunting, wasting dan obesitas serta kekurangan zat gizi mikro terutama anemia yang masih menjadi tantangan besar. Hal ini merupakan ancaman besar mengingat dampaknya terhadap penurunan kualitas sumberdaya manusia ke depannya", sambungnya.

Dengan adanya memperingati Hari Gizi Nasional ke-61 tahun 2021 mengaharpkan para pemangku kepentingan termasuk masyarakat didalamnya serta dengan adanya unsur pemerintahan memiliki komitmen yang tinggi untuk ikut berperan dan bekerja sama dalam hal meningkatkan perbaikan gizi dan derajat kesehatan melalui tema Remaja Sehat, Bebas Anemia.

"Apresiasi dan terima kasih Saya sampaikan kepada semua pihak atas dukungan dan bantuan untuk suksesnya peringatan HGN yang ke 61 tahun 2021 . Sesuai dengan tema peringatan Hari Gizi Nasional ke-61 Tahun 2021 Remaja sehat Bebas Anemia, Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi momentum yang baik di masa pandemi Covid 19 untuk meningkatkan komitmen dan mempererat kerja sama seluruh elemen bangsa untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui perbaikan gizi remaja terutama dalam penanggulangan anemia", ucapnya.***

Editor: Agnes Aflianto

Sumber: Situs Resmi Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x