JK Bicara Soal Demokrasi Mahal dan Kritik ke Pemerintah

- 14 Februari 2021, 16:11 WIB
Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla.
Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. / Instagram/@jusufkalla

ARAHKATA – Mantan Presiden Republik Indonesia (RI) Jusuf Kalla (JK) menanggapi pernyataan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam kesempatan diskusi virtual yang digelar oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengenai kritik terhadap pemerintah sebagai bentuk demokrasi yang berada di Indonesia, bagaimana jika sudah mengritik lalu dilaporkan ke polisi?

Dikutip Arahkata dari Pikiran Rakyat Bekasi dalam video dari tayangan kanal YouTube PKSTV, Jumat, 12 Februari 2021, berawal dari pembahasan JK terkait indeks demokrasi di Indonesia yang semakin menurun disebabkan adanya masalah sistem demokrasi.

Permasalahan sistem demokrasi di Indonesia menurut JK salah satunya adalah adanya ongkos yang mahal.

"Demokrasi kita terlalu mahal. Akhirnya, demokrasi tidak berjalan dengan baik," katanya dalam video tersebut.

JK pun menjelaskan bahwa untuk menjadi seorang pejabat pemerintahan diperlukan modal yang tidak sedikit. Itulah mengapa demokrasi dikatakan mahal.

Baca Juga: 15 Ucapan Valentine yang Bikin Kamu Makin Mesra sama Pasangan

"Untuk menjadi anggota DPR butuh berapa, menjadi bupati dan menjadi calon pun butuh biaya. Minta maaf, tentu karena dipilih oleh partai, biayanya pun bermacam-macam juga," jelasnya dalam video tersebut.

Menurutnya, karena demokrasi yang mahal itulah timbul upaya pengembalian investasi, hingga akhirnya terjadi korupsi.

"Karena demokrasi mahal, maka menimbulkan pengembalian investasi. Maka di situlah terjadi menurunnya demokrasi. Kalau demokrasi menurun, maka korupsi juga naik. Itulah yang terjadi," katanya dalam video tersebut.

Baca Juga: Kisah Pasien COVID-19 di Bojonegoro Masuk Gorong-Gorong Sedalam 3 Meter

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x