ARAHKATA - Pemerintahan berikutnya di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto diingatkan agar tidak melakukan impor susu dari China untuk program makan siang bergizi gratis. Pasalnya, susu produksi negeri tirai bambu itu memiliki catatan yang buruk.
Pengamat sosial dan kebijakan publik, Muhammad Gumarang mengatakan pemerintah harus lebih selektif dalam melakukan impor susu. Hal-hal fundamental seperti kualitas dan kehalalan harus menjadi perhatian dari pemerintahan mendatang.
“Kita sudah punya rekam jejaknya [pangan China] bermasalah. Kalau membutuhkan susu dari China atau untuk kebutuhan lainnya, ya Indonesia harus selektif terhadap label halal dan kualitasnya itu kan,” kata Gumarang, kepada ArahKata.com, Rabu, 21 Agustus 2024.
Baca Juga: Gus Yaqut: Saya Belum Terima Surat! Dipecat Cak Imin dari PKB
Peringatan tersebut tidak terlepas dari langkah Prabowo yang pernah melakukan studi banding program makan bergizi dan susu gratis ke sejumlah negara. Salah satunya adalah China yang menjadi negara kunjungan Prabowo pada bulan april lalu.
Padahal, China mempunyai rekam jejak yang sangat buruk terkait produk susu. Pada 2008, publik China dihebohkan dengan temuan susu yang terkontaminasi zat kimia melamin
Akibat dari skandal itu membuat 300.000 korban terkena berbagai penyakit berbahaya. Dari jumlah tersebut, 54.000 korban diantaranya dilarikan ke rumah sakit dan enam bayi telah tewas akibat gagal ginjal.
Baca Juga: Golkar Pastikan Bahlil Jadi Calon Tunggal Ketua Umum Pada Munas
Selain susu, produk asal China lainnya juga kerap mendapat sorotan tajam karena mengandung zat berbahaya. Salah satu kasus terbaru adalah adanya temuan produk minyak goreng yang tercampur dengan minyak BBM. Hal itu terjadi lantaran tangki pengangkut minyak BBM digunakan mengangkut minyak goreng tanpa dibersihkan terlebihb dahulu.