Mengenal Bitcoin Uang Digital Masa Kini

- 18 Juli 2021, 12:21 WIB
Ilustrasi crypto Bitcoin.
Ilustrasi crypto Bitcoin. /Pexels.com/ Pixabay

Di Amerika Serikat, Federal Reserve akhirnya menyuntikkan dana besar-besaran ke sistem perbankan di Amerika Serikat untuk mengatasi krisis moneter, dengan proses pencetakan uang secara besar-besaran (dikenal juga dengan istilah quantitative easing).

Proses pelonggaran kuantitatif ini akan menjatuhkan nilai mata uang terhadap daya beli masyarakat. Masyarakat akan merasakan kerugian.

Selain itu, dana talangan perusahaan raksasa ini juga berasal dari rakyat melalui pajak. Hal ini menimbulkan rasa ketidakpuasan masyarakat.

Yang lebih aneh lagi, perusahaan yang konon hampir bangkrut tapi di-bail out oleh bank sentral, tetap memberikan bonus luar biasa kepada karyawannya. Goldman Sachs dilaporkan memberikan bonus sebesar $1 juta atau lebih kepada hampir 1.000 karyawannya.

Kehadiran Bitcoin

Yang terjadi pada krisis ekonomi 2008 adalah masyarakat terlalu percaya bank, sedangkan bank gagal mengamankan uang rakyat karena terlalu rakus dengan investasi berisiko tinggi. Kemudian bank sentral mencetak banyak uang untuk mengatasi krisis ekonomi. Dan pada akhirnya, masyarakat umum yang dirugikan karena daya beli mata uang yang mereka simpan menjadi lebih kecil.

Dengan kejadian-kejadian di atas yang membuat marah masyarakat luas, lahirlah sebuah ide untuk menciptakan “mata uang” yang tidak dapat dikendalikan oleh siapapun, termasuk bank sentral. Mata uang ini adalah Bitcoin, yang memiliki sirkulasi atau persediaan terbatas. Ini tidak dapat dimanipulasi karena sudah diprogram sejak awal Bitcoin.

Dengan cara ini, nilai atau harga Bitcoin, murni ditentukan oleh penawaran dan permintaan atau penawaran dan permintaan dari pasar, bebas dari campur tangan bank atau pemerintah mana pun.***

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x