"Yang jelas kita sebagai manusia tentunya di dalam Idul Kurban harus juga mengurbankan, ada jiwa pengurbanan kita. Menanggalkan sifat kehewanan kita, meningkatkan sifat humanisme kita. Kedua, syukur tadi kan wujudnya juga sama, dalam rangka mempertebal jiwa humanisme," katanya.
Baca Juga: Kearifan Lokal Suku Tengger Penunjang Utama Wisata Bromo
Sementara itu, dikatakannya, dimulainya grebeg ditandai dengan keluarnya drumband Prajurit Keraton Surakarta dari Kori Kamandungan yang membawa panji dan bendera logo Kasunanan Surakarta.
Selanjutnya, diikuti oleh abdi dalem yang membawa tandu berisi berbagai makanan tradisional dan di belakangnya ada dua gunungan yang dinamakan Gunungan Jaler dan Estri.
Rombongan berjalan dari Keraton Surakarta menuju Masjid Agung Surakarta.
Baca Juga: Ribuan Seniman Bakal Meriahkan Pesta Kesenian Bali 2022, Bangkitkan Pariwisata Nasional
Usai didoakan di dalam masjid, berbagai hasil bumi pada Gunungan Estri langsung ludes diperebutkan warga dan Gunungan Jaler dibawa kembali ke keraton untuk dibagikan warga di sana.***