Ramai Tabiat Selingkuh dalam Serial 'Layangan Putus', Ini Kata Pakar

- 28 Desember 2021, 15:47 WIB
bocoran ending Layangan Putus episode terakhir cerita Kinan dan Aris dari novel Mommy ASF kisah nyata
bocoran ending Layangan Putus episode terakhir cerita Kinan dan Aris dari novel Mommy ASF kisah nyata /IG Layangan Putus MD/

ARAHKATA - Baru-baru ini sedang ramai serial 'Layangan Putus' di media sosial. Serial yang tayang di salah satu layanan streaming itu selalu bikin emosi para penontonnya.

'Layangan Putus' bercerita tentang perselingkuhan suami-istri. Kisah perselingkuhan dalam rumah tangga yang ditampilkan di dalam serial tersebut berhasil menghipnotis para penonton dan jadi salah satu tontonan yang paling digemari saat ini.

Karena itu banyak orang menganggap jika pasangan pernah selingkuh akan sulit mengubah tabiat itu. Lalu bagaimana faktanya?

Baca Juga: Sweet Home, Serial Thriller Adaptasi Webtoon yang Tayang Hari Ini di Netflix

Peneliti menemukan bukti orang yang punya riwayat selingkuh sangat mungkin mengulangi perbuatannya itu di kemudian hari.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Archives of Behaviour ini meneliti tentang perselingkuhan di kelompok dewasa.

"Studi tersebut memberi kami wawasan ilmiah tentang kebenaran gagasan ketika seseorang yang pernah berselingkuh, maka mereka akan melakukannya lagi di kemudian hari," ungkap peneliti Dr Justin Lehmiller seperti dikutip Arahkata, Selasa 28 Desember 2021.

Baca Juga: Simak! Alasan Klasik Cowok Ketika Selingkuh

Dalam studi itu, Lehmiller melakukan survei kepada 484 orang dewasa yang mengaku pernah berselingkuh saat menjalin hubungan.

Riset tersebut menemukan bahwa orang yang berselingkuh dalam sebuah hubungan, memiliki kemungkinan 3,5 kali lebih besar untuk selingkuh lagi.

Hingga saat ini belum diketahui betul apa alasan seseorang berselingkuh. Tetapi Lehmiller mengatakan jika penelitian yang dilakukan oleh rekannya di Kinsey Institute menemukan adanya kemungkinan jika berselingkuh dipicu oleh gen.

Baca Juga: Tren Fenomena Selingkuh, Berikut Bahayanya!

"Ada sebagian orang yang senang mencari sensasi, mereka memiliki keinginan secara seksual untuk melakukan sesuatu yang menantang dan berisiko," ujar Lehmiller.

Peneliti menemukan bahwa meningkatnya kebutuhan akan hasrat tersebut disebabkan oleh kurangnya reseptor dopamin atau bagian otak yang dapat merasakan kenikmatan.

Dengan kata lain, pencari sensasi membutuhkan sensasi yang lebih besar (dalam kasus ini adalah selingkuh) untuk merasakan kesenangan.

Baca Juga: Jedar dan Vincent Verhaag Sepakat Pisah Jika Terbukti Selingkuh

Namun konsep ini tidak berlaku bagi semua orang. Ada juga yang akhirnya belajar dari kesalahan dan tetap setia selama sisa hidup mereka dengan pasangan.***

Editor: Tia Martiana

Sumber: Cosmopolitan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x