Kasus Infeksi COVID-19 Meningkat, Shanghai Berlakukan Aturan ini

- 30 Maret 2022, 19:02 WIB
Pengendara sepeda di Shanghai, Cina memakai masker guna pencegahan penyebaran virus Covid-19.
Pengendara sepeda di Shanghai, Cina memakai masker guna pencegahan penyebaran virus Covid-19. /Reuters

 

ARAHKATA - Shanghai hari ini memperpanjang perintah jam malam di beberapa wilayah kota demi menekan jumlah penularan.

Perpanjangan aturan tersebut diberlakukan setelah Shanghai mencatatkan 5.982 kasus infeksi COVID-19 yang terlokalisir.

Pusat keuangan Shanghai saat ini menjalani jam malam untuk hari ketiga, seperti yang diarahkan oleh pihak berwenang dengan mengisolasi kota di sepanjang Sungai Huangpu dan daerah Pudong dijadikan area untuk screening masyarakat.

Baca Juga: Bebas dari Pandemi COVID-19! Singapura Longgarkan Syarat-syarat Ini

Meski warga di timur telah menjalani jam malam sejak Senin lalu, masyarakat di wilayah barat dijadwalkan menjalani aturan yang sama selama empat hari dan terhitung efektif di hari Jumat.

Distrik barat daya Minhang, daerah dengan penduduk lebih dari 2,5 juta, mengumumkan akan menghentikan layanan bus hingga 5 April.

Beberapa warga di kawasan barat, juga mendapat pemberitahuan dari panitia perumahan bahwa mereka harus tetap berada di kawasan rumah selama tujuh hari kedepan. Keputusan itu dibuat sebagai upaya pengendalian kasus infeksi.

Baca Juga: Capai Rekor Kasus! Shanghai Terapkan Aturan Ini untuk Cegah COVID-19

"Apresiasi yang tak terhingga kami sampaikan kepada semua warga! Kami akan segera kembali ke kehidupan normal, tetapi pada periode berikutnya. Kami meminta semua orang untuk mematuhi instruksi pengendalian pandemi, tidak berkumpul dan mengurangi pergerakan," menurut pernyataan dalam Reuters dikutip ARAHKATA, Rabu 30 Maret 2022.

Shanghai mencatat 5.656 kasus COVID-19 tanpa gejala dan 326 kasus tanpa gejala pada 29 Maret, meningkat dari 4.381 kasus baru tanpa gejala dan 96 kasus baru dengan gejala, sehari sebelumnya.

Jam malam juga menghambat produksi di Shanghai, karena dua perusahaan manufaktur terbesar, Aptiv dan Thyssenkrupp, menghadapi nasib yang sama seperti Tesla untuk menghentikan operasinya menyusul perintah otoritas setempat demi pengendalian wabah.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah