Banyak Nyamuk, Ini Upaya Kemenkes Cegah Atlet PON Kena Malaria

25 September 2021, 15:14 WIB
Ilustrasi fogging. Cegah malaria, kemenkes lakukan fogging di area penginapan atlet PON dan area pertandingan /Tangkapan layar kanal YouTube Karang Taruna RW07

ARAHKATA - Penyakit malaria disebabkan gigitan nyamuk Anopheles betina pembawa parasit Plasmodium.

Data dari World Health Organization (WHO) di seluruh dunia, ada 345 ribu jiwa masyarakat meninggal dunia akibat menderita malaria.

Khusus di Papua sebagai endemi tinggi malaria atau kategori merah, kasus terbanyak disumbang oleh empat kabupaten/kota. Yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Timika.

Baca Juga: Menpora Pastikan Upacara Pembukaan PON XX Papua Taat Prokes

Hal itu dikatakan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Didik Budijanto.

Empat kabupaten/kota yang disebutkan Didik merupakan klaster pelaksana Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua yang akan dilaksanakan 2-15 Oktober 2021.

PON Papua ini akan dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo di Stadion Lukas Enembe Kabupaten Jayapura.

Baca Juga: Satgas COVID-19 dan BNPB Bekerjasama Dukung PON XX Papua 2021

Didik mengatakan, perhelatan PON itu akan menjadi perhatian khusus bagi pihaknya dalam upaya pengendalian malaria.

Maka dari itu, Kemenkes mengirimkan sejumlah personel pengendali vektor untuk melakukan pengasapan (fogging) minimal sepekan sekali di seluruh fasilitas penginapan, utamanya di bagian dinding serta lokasi yang berdekatan dengan habitat nyamuk.

Kemudian di setiap arena yang menggelar pertandingan pada pagi hingga sore, pengasapan minimal sepekan sekali.

Baca Juga: Tim Putri DKI Jakarta Menang Cabor Polo Air PON XX Papua

"Kalau untuk pertandingan malam, maka ada upaya-upaya yang kita sepakati bersama bahwa setiap arena maupun hotel, wisma, penginapan atlet dan pelatih harus bebas dari vektor. Maka setiap hari dua sampai tiga jam sebelum pertandingan dimulai kita fogging dulu," ucap Didik Selasa, 21 September 2021.

Selain itu, upaya screening terhadap pendatang di PON Papua juga dilakukan pada saat kepulangan.

Sebab seseorang yang telah digigit nyamuk Anopheles bisa saja membawa parasit yang bersarang di dalam tubuh hingga ke daerah asal.

Baca Juga: Dukung PON XX Papua, BMKG Akan Sajikan Informasi Cuaca Terkini

Ini merupakan hasil analisa pihak Kemenkes terhadap perilaku Anopheles yang berbeda dengan Aedes Aegypti.

Meski sekilas rupanya sama, Anopheles memiliki ciri yang lebih spesifik seperti bertubuh datar dan bagian perut yang agak memanjang dari Aedes Aegypti. Anopheles lebih suka keluyuran di malam hari, mulai pukul 18.00 hingga menjelang pagi hari.

Ciri lain dari Anopheles adalah kebiasaannya yang cenderung hinggap di dinding.

Baca Juga: PON XX Papua Dibuka dengan Cabor Softball, Ini Provinsi yang Menang

Upaya mencegah penyakit malaria juga perlu dilakukan lewat kesadaran diri masyarakat dengan menjaga pola hidup sehat agar imunitas tubuh tetap terjaga optimal.

Asupan obat pencegah pun direkomendasikan oleh kalangan dokter. Salah satunya adalah obat antibiotik doxycycline yang digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit akibat infeksi bakteri, khususnya malaria.

Menurut Didik obat tersebut bukan merupakan doping sehingga tidak akan mengganggu penampilan atlet.

Baca Juga: PON XX Papua Segera Dihelat, Warga Sekitar Antusias

Tak hanya itu, saat atlet tidur, jika diperlukan dapat menggunakan kelambu berinsektisida yang telah disiapkan pemerintah di lokasi penginapan.

"Kami juga menyarankan pakai repelen atau insektisida yang dapat mencegah gigitan nyamuk. Bisa dioleskan ke bagian tubuh yang rawan terkena gigitan," kata Didik.***

Editor: Tia Martiana

Tags

Terkini

Terpopuler