Sekjen PDIP Hasto Sindir Parpol yang Ingin Bajak Kader Parpol Lain

14 Juni 2022, 20:21 WIB
Hasto Kristianto dalam Sidang Promosi Terbuka Program Doktor UNHAN RI Bogor 6 Juni 2022 /Rahman Dhani

ARAHKATA - Suhu politik mulai menghangat, terutama persaingan antar partai politik nasional.

Sejumlah langkah mulai dilakukan para politisi senior dengan adanya pertemuan dan dialog tertutup.

Sekretaris Jenderal  (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyindir partai politik (parpol).

Baca Juga: Survei: Ganjar Pranowo Selalu Unggul Dalam Simulasi Pasangan Capres 2024

Hasto sebutkan ada yang hendak membajak kader partai lain, termasuk kader PDIP untuk dijadikan capres dan cawapres pada Pilpres 2024.

Hasto dalam pengarahannya di Bimbingan Teknis (Bimtek) Anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia di Hotel Grand Paragon, Jakarta Barat, Selasa, 14 Juni 2022.

Hasto mengingatkan bahwa partai politik bukanlah klub sepak bola yang mudah melakukan pembajakan pemain andal dari klub lainnya.

 Baca Juga: 7 Sekjen Parpol Non Parlemen Bertemu untuk Siapkan Poros Baru

"Jadi kita ini partai politik. Kita ini bukan klub sepak bola yang ketika melihat pemain andal dari klub sepak bola lain lalu kita tergoda untuk merekrut dan membajak pemain sepak bola klub lain," kata Hasto.

Dia menilai pembajakan kader tersebut merupakan watak politik kekuasaan kapital. Hasto menduga kader yang dibajak hanya untuk memenuhi kepentingan para kapitalis.

 

"Kalau itu terjadi, maka pasti watak politik adalah kekuasaan kapital. Pasti calon-calon yang dibajak itu hanya dipakai untuk kepentingan kekuasaan dan kapital, saudara-saudara sekalian. Bukan untuk kepentingan membangun bangsa dan negara," tegas Hasto.

 Baca Juga: Jokowi Bantah Hubungannya dengan Megawati Renggang

Menurut Hasto, partainya bukanlah klub sepak bola dan bukan gerombolan politik.

Namun, PDIP adalah partai politik yang memiliki kaderisasi politik demi menghadirkan kepemimpinan yang mumpuni.

"Makanya, kita punya sekolah partai, memperkuat institusionalisasi partai, membangun sedikitnya 82 kantor selama pandemi. Artinya kita bangun kelembagaan, parpol sebagai kekuatan kolektif. Melalui kaderisasi mengajarkan teori politik dan ideologi," tuturnya.

 Baca Juga: Kelompok Separatis Mengancam Pancasila,  Serta Keselamatan Negara

Hasto menyinggung parpol yang masih jauh-jauh hari sudah berbicara calon presiden.

Masih Agustus 2023 saudara-saudara. Masih ada waktu panjang bagi Ibu Ketua Umum kita untuk mempertimbangkan dan melihat semuanya dengan baik.

Sebab yang dicari Ibu Megawati adalah bukan sekadar presiden dan wakil presiden, namun calon pemimpin bangsa yang berani bertanggung jawab akan masa depan 270 jutaan rakyat Indonesia," jelasnya.

 Baca Juga: Bendera HTI Dipasang, Polisi Periksa Panitia Acara Deklarasi Anies Capres 2024

Idealnya, tambah dia, partai politik menyiapkan calon pemimpin dari internal partainya. Bakal calon diterima dan digembleng melalui proses kaderisasi, lalu diuji di lapangan sebelum dicalonkan di tingkatan eksekutif maupun legislatif.

"Semua harus melalui proses kaderisasi karena itu fungsi dasar dari parpol," ujarnya.

Ketika ditanyakan jika ada anggota partai yang dibajak partai lain apakah akan dibicarakan di rakernas?.

Baca Juga: Diplomasi Sepeda Bambu Ala Jokowi, Pentingnya Kendaraan Ramah Lingkungan

Hasto menegaskan bahwa dalam konteks berpartai itu ada disiplin.

Disiplin untuk menyatukan cita-cita partai politik, setiap kader partai akan menghadapi ujian-ujian di lapangan termasuk godaan-godaan kekuasaan.

"Keteguhan dalam memilih jalan kepartaian bersama PDI Perjuangan merupakan salah satu bagian kedisiplinan partai dan inilah yang hidup dan terus dibangun PDI Perjuangan," jawab Hasto.

 Baca Juga: Ketua DPP PDIP Sebut Ganjar Cuma Jago Main Medsos, Singgung Kasus Wadas dan Angka Kemiskinan

Diketahui, salah satu kader PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tengah dilirik sejumlah partai politik.

Ganjar dipilih untuk diusung menjadi capres dan cawapres pada Pilpres 2024 karena Ganjar menjadi salah kandidat capres dengan elektabilitas tertinggi berdasarkan hasil sejumlah survei.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: ANTARA

Terkini

Terpopuler