Network
"Sahroni paling disukai di Jakarta Utara. Di Jakarta Pusat, pola ketersukaan relatif merata," ungkap dia.
Selain mengukur popularitas dan tingkat akseptabilitas, survei ini juga mengungkapkan preferensi warga DKI Jakarta terhadap calon gubernur. Sebanyak 77,5 persen responden menginginkan seorang gubernur yang merakyat, 48,25 persen responden mengutamakan kecerdasan, dan sebanyak 44,5 persen responden menginginkan calon gubernur yang berpengalaman.
Baca Juga: SBY dan Surya Paloh Disarankan Bergabung dengan Amien Rais Ikut People Power
Selain itu, sebanyak 31,75 persen responden menginginkan calon gubernur yang memiliki sifat soleh, 11,5 persen responden mengutamakan faktor kekayaan, dan 8,25 persen responden mempertimbangkan faktor-faktor lainnya.
Survei ini juga mengukur tingkat money politics di DKI Jakarta. Hasil survei menunjukkan bahwa 74 persen warga Jakarta tidak akan memilih calon yang memberikan sejumlah uang sebagai imbalan, sedangkan 20 persen responden masih mempertimbangkan kemungkinan tersebut, dan hanya 6 persen responden yang akan memilih calon jika diberi uang.
Hal ini menunjukkan bahwa warga Jakarta adalah pemilih yang sudah terdidik dan mayoritas menolak praktik politik uang.
"Survei ini memberikan panduan penting bagi calon gubernur DKI Jakarta pada pemilihan tahun 2024 untuk meraih simpati warga Jakarta dengan mendengarkan aspirasi dan harapan masyarakat," kata Hadi.***
