Perayaan Hari Raya Nyepi, Makna dan Perjalanan Spiritual Umat Hindu

- 13 Maret 2021, 19:18 WIB
Suasana Hari Raya Nyepi di Bali.
Suasana Hari Raya Nyepi di Bali. /ARAHKATA/Instagram/@liburanbali

ARAHKATA - Pada umumnya kehidupan masyarakat Bali ditandai oleh sistem kepercayaan yang terdapat dalam ajaran Agama Hindu yang dianutnya. Agama Hindu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan masyarakat dan kebudayaan di Bali pada hakikatnya sarat dengan nilai-nilai hakiki yang mendominasinya.

Salah satu ritual yang dilakukan masyarakat Bali yaitu Nyepi, yang jatuh hari ini, Sabtu 13 Maret 2021. Hari libur pada Hari Raya Nyepi ini sudah menjadi hari libur nasional.

Dalam hubungan ini, rangkaian upacara pada Hari Raya Nyepi termasuk upacara inisiasi yang diselenggarakan pada waktu pergantian tahun Caka.

Baca Juga: Sambut Nyepi, Kawasan Gunung Bromo Ditutup untuk Umum 30 Jam

Upacara pangrupukan dalam rangkaian Hari Raya Nyepi dilaksanakan pada bulan mati (Tilem) sasih kesembilan (Sasih Kasanga) karena pada hari ini (Tilem) merupakan hari yang bertepatan dengan bulan mati. Dianggap sebagai hari baik terakhir melakukan upacara bhuta kala, kemudian beralih ke hari baik untuk melakukan upacara dewa yadnya (korban suci kepada Dewa).

Sesungguhnya, upacara pangrupukan yang jatuh pada hari Tilem Sasih Kasanga itu memiliki makna fisiologis yang sangat dalam bagi umat Hindu di Bali, yaitu kasanga berarti kesembilan.

Angka sembilan merupakan angka terakhir untuk selanjutnya berganti dengan angka yang mengandung nol (0), misalnya setelah sembilan akan disusul oleh angka sepuluh, setelah sembilan belas akan disusul oleh dua puluh, dan seterusnya.

Hal ini mengindikasikan bahwa setelah sembilan akan terjadi peralihan perhitungan.

Menurut kosmologi umat Hindu bahwa angka sembilan juga mengacu kepada ke sembilan penjuru arah mata angin. Masyarakat Hindu di Bali percaya bahwa di sembilan arah mata angin itu bersemayam para Dewata, yaitu di arah timur Dewa Iswara, di tenggara Dewa Maheswara, di selatan Dewa Brahma, Dewa Rudra di barat daya, Dewa Mahadewa di arah barat, Dewa Sangkara di barat laut, Dewa Wisnu di arah utara, Dewa Sambu di timur laut, dan Dewa Siwa bersemanyam di tengah-tengah.

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah