Adapun jumlah investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pengumpulan sampah sirkular yang memadai diperkirakan mencapai 4 miliar dollar AS dan kesenjangan tersebut tidak dapat diisi oleh hibah filantropi.
Untuk mengatasi masalah ini, laporan “Memobilisasi
Bauran Pembiayaan untuk Infrastruktur Pengumpulan dan Pemilahan Sampah Sirkular” menjabarkan usulan untuk meningkatkan kualitas sistem pengumpulan sampah, yang mengarah pada sejumlah peningkatan yang diperlukan untuk perubahan sistem secara lebih baik.
Baca Juga: Panji Gumilang Penuhi Panggilan Pemeriksaan Penyidik Bareskrim Polri
Secara teknis, bauran pembiayaan telah menjadi landasan agenda kepemimpinan untuk pembiayaan berkelanjutan di Indonesia.
Dengan menggunakan modal pembiayaan pembangunan publik dan/atau filantropis untuk mendorong tambahan pembiayaan komersial dari pihak swasta eksternal untuk investasi yang berkaitan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).
Laporan dan temuan dalam studi ini dirangkum dari pengelaman Systemiq di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk melalui Program STOP.
Baca Juga: GMNI Minta KSAD Dudung Mempersiapkan Diri untuk Jadi Cawapres
Bekerja sama dengan pemerintah Indonesia serta pemangku kepentingan lainnya untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang komprehensif dan berkelanjutan secara ekonomi dan mengikuti prinsip ekonomi sirkular.
Seruan dari pemerintah, industri dan organisasi masyarakat sipil untuk hasil yang ambisius dari negosiasi Perjanjian Plastik Global (National Plastic Treaty) yang sedang berlangsung, menyoroti perlunya solusi inovatif untuk menangani seluruh siklus hidup plastik.
Andre Kuncoroyekti, Direktur Tata Kelola di Systemiq menyampaikan, “untuk dapat memenuhi target pengelolaan sampah yang ambisius, infrastruktur pengelolaan sampah perlu segera ditingkatkan," dikutip ArahKata.com pada Senin, 3 Juli 2023.