Sri Mulyani Semringah, APBN Masih Surplus Rp 60,9 Triliun

21 Oktober 2022, 22:35 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap para penerima beasiswa LPDP menjadi winner. /tangkapan layar akun instagram/@lpdp_ri./

ARAHKATA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, APBN mencetak surplus hingga September 2022 sebesar Rp 60,9 triliun atau 0,33% dari produk domestik bruto (PDB).

Surplus APBN ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat Rp 107,4 triliun. Namun, surplus APBN ini juga menggambarkan situasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Pasalnya, pada September 2021, APBN mengalami defisit sebesar Rp 451,9 triliun atau 2,66% dari PDB.

"Di tengah beragam tantangan, kinerja APBN September ini tetap positif dan terkendali, ditopang pendapatan yang sangat baik. Sementara itu belanja negara juga tumbuh, namun perlu akselerasi,” tutur Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA, dikutip ArahKata.com Jumat, 21 Oktober 2022.

Baca Juga: Sejumlah Pelaku UMKM Lombok Ikuti Program Penerapan Paman Kami

Lebih rinci, surplus APBN 2022 berasal dari pendapatan negara yang masih lebih tinggi dari belanja negara. Pendapatan negara hingga periode tersebut sebesar Rp 1.974,7 triliun atau naik 45,7% dari periode sama tahun lalu.

Penerimaan negara mencakup penerimaan perpajakan Rp 1.542,6 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 431,5 triliun.

Ditengah penerimaan negara yang kuat, semakin mencerminkan pemulihan ekonomi terus terjaga, didukung oleh naiknya harga komoditas global.

Baca Juga: Srikandi Bisnis Waralaba Indonesia Luncurkan 6 Outlet Spa di Penghujung 2022

Meski demikian, kata Sri Mulyani, belanja negara masih perlu terus diakselerasi, karena Belanja negara hingga September 2022 baru terserap Rp 1.913,9 triliun atau baru terserap 61,6% dari target.

Rinciannya dari belanja pemerintah pusat Rp1.361,2 triliun (kementerian/lembaga Rp674,4 triliun dan non kementerian/lembaga Rp686,8 triliun). Sedangkan belanja transfer ke daerah sebesar Rp552,7 triliun.

"Sementara itu, kinerja investasi juga diupayakan tetap maksimal untuk mendukung pemulihan ekonomi dan melindungi masyarakat,” jelas Sri Mulyani.

Baca Juga: BPKP dan Kemendikbudristek Sinergi Perkuat Tata Kelola Pemerintahan

Sri Mulyani menjelaskan bahwa kuatnya kondisi APBN membuat pembiayaan anggaran mengalami penurunan, yaitu turun menjadi hanya Rp429,8 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp622 triliun. Jadi, terjadi penurunan 30,9 persen.

Lebih lanjut, untuk keseimbangan primer hingga September juga masih terjaga dengan baik seperti bulan-bulan sebelumnya, yakni mencetak surplus sebesar Rp 339,4 triliun.

"Posisi kas kita masih punya SiLPA 490,7 triliun. Kalau dalam situasi gejolak dunia yang sangat tidak pasti posisi dengan SiLPA yang cukup kuat memberikan posisi yang sangat baik bagi APBN untuk bisa menjalankan fungsi melindungi rakyat dan melindungi ekonomi," ucapnya.***

 

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Tags

Terkini

Terpopuler