Rinciannya dari belanja pemerintah pusat Rp1.361,2 triliun (kementerian/lembaga Rp674,4 triliun dan non kementerian/lembaga Rp686,8 triliun). Sedangkan belanja transfer ke daerah sebesar Rp552,7 triliun.
"Sementara itu, kinerja investasi juga diupayakan tetap maksimal untuk mendukung pemulihan ekonomi dan melindungi masyarakat,” jelas Sri Mulyani.
Baca Juga: BPKP dan Kemendikbudristek Sinergi Perkuat Tata Kelola Pemerintahan
Sri Mulyani menjelaskan bahwa kuatnya kondisi APBN membuat pembiayaan anggaran mengalami penurunan, yaitu turun menjadi hanya Rp429,8 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp622 triliun. Jadi, terjadi penurunan 30,9 persen.
Lebih lanjut, untuk keseimbangan primer hingga September juga masih terjaga dengan baik seperti bulan-bulan sebelumnya, yakni mencetak surplus sebesar Rp 339,4 triliun.
"Posisi kas kita masih punya SiLPA 490,7 triliun. Kalau dalam situasi gejolak dunia yang sangat tidak pasti posisi dengan SiLPA yang cukup kuat memberikan posisi yang sangat baik bagi APBN untuk bisa menjalankan fungsi melindungi rakyat dan melindungi ekonomi," ucapnya.***