Wasapada Gejala Awal Hepatitis Nyeri Perut Hingga Diare

- 12 Mei 2022, 14:54 WIB
Ilustrasi anak mengalami gejala hepatitis akut misterius.
Ilustrasi anak mengalami gejala hepatitis akut misterius. /Ron Lach/Pexels

ARAHKATA - Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Annisa Rahmania Yulman, Sp. A. menyebutkan gejala awal hepatitis.

Gejalanya biasanya menyangkut masalah di saluran cerna seperti nyeri perut, mual, muntah, demam hingga diare.

Diare ditandai frekuensi buang air besar (BAB) tiga kali atau lebih dalam sehari dengan konsistensi lebih cair daripada biasanya.

Baca Juga: 101 Kepala Daerah Habis Masa Jabatannya pada 2022, Ini Daftarnya

Feses atau tinja bisa hanya berupa air saja atau air dengan ampas.

"Pada anak kecil (bayi-bayi di bawah usia enam bulan) biasanya frekuensi BAB-nya cukup sering tetapi lihat perubahan konsistensinya. Mungkin awalnya ampas kemudian berubah menjadi air. Tetapi kalau rata-rata satu tahun, biasanya kalau frekuensinya sudah lebih dari tiga kali atau lebih dalam sehari sudah disebut diare," ujar Annisa dalam siaran Instagram Live RSUI, Rabu, 11 Mei 2022.

Kemudian, apabila gejala-gejala awal tidak segera mendapatkan penanganan, maka bisa memberat yang ditandai mata atau kuning terlihat kuning, perubahan warna urine menjadi lebih pekat dan cokelat seperti teh hingga penurunan kesadaran.

Baca Juga: Bamsoet Apresiasi Gelar Kehormatan Megawati dari Seoul Institute of the Arts

Perubahan warna feses atau tinja yang menjadi lebih pucat atau putih keabu-abuan juga termasuk gejala bila hepatitis memberat.

Warna feses yang dianggap normal yakni kuning cerah, kuning kecokelatan, kuning kehijauan, kuning oranye.

Annisa menuturkan, hepatitis merupakan peradangan pada hati sehingga menimbulkan kerusakan sel-sel hati yang berfungsi untuk metabolisme tubuh, detoks racun dan lainnya.

Baca Juga: Eks Pramugari Cantik Terima Cuan Ratusan Juta dari Anak Koruptor

"Setelah sel hati rusak, nanti bisa berakibat paling berat adalah sel hatinya tidak bisa berfungsi lagi dan tidak kembali ke normal, yang disebut hepatitis akut berat," tutur dia.

Berbicara penyebab, umumnya hepatitis disebabkan virus hepatitis A, B, C, D hingga E, kemudian obat-obatan tertentu dan penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan peradangan hati.

Hepatitis akut dan berat beberapa waktu terakhir dilaporkan dialami anak-anak di beberapa negara termasuk Inggris, Irlandia Utara, Spanyol, Amerika Serikat dan Indonesia.

Baca Juga: Taiwan Laporkan Kasus Positif COVID-19 Tembus 57.216 Dalam Sehari, Menolak Lockdown

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyebab masalah kesehatan belum diketahui secara pasti karena virus umum yang menyebabkan hepatitis virus akut belum terdeteksi pada pasien.

Terkait tatalaksana, dokter biasanya akan memberikan obat-obatan sesuai gejala untuk melindungi hati pasien. Kemudian, bila ditemukan ada virus spesifik maka pemberian antivirus spesifik juga bisa dilakukan.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Instagram Live RSUI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah