Anak Alami Perubahan Perilaku Jika Kecanduan Internet

- 22 Juli 2023, 18:44 WIB
Ilustrasi anak main game. (Pikiran Rakyat)
Ilustrasi anak main game. (Pikiran Rakyat) /Pikiran Rakyat

ARAHKATA - Pakar kejiwaan subspesialis anak dan remaja lulusan Universitas Indonesia dr Anggia Hapsari, Sp.K.J, Subsp. A.R.(K) mengatakan anak rentan mengalami adiksi perilaku bila menggunakan internet berlebihan yakni lebih dari empat jam sehari.

"Anak sulit mengendalikan dorongan dalam diri mereka untuk misalnya setop main game," kata dia melalui kegiatan yang digelar daring bersama awak media, Jumat, 22 Juli 2023.

Anggia yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia juga mengatakan, anak-anak yang mengakses internet berlebihan rentan terkena gangguan pengendalian impuls berupa gerakan psikomotor atau vokal yang tak disadari. Ini, sambung dia, kemudian akan membuat anak-anak terlihat berbeda dari anak-anak seusianya.

Baca Juga: Waspada! Pesan WhatsApp Mengatasnamakan BNI Disertai Tombol View

Masalah kesehatan lain yang juga bisa dialami anak yakni gangguan subtipe obsesif kompulsif.

Dia mencontohkan, anak-anak yang terbiasa bermain gim daring kemudian karena suatu sebab tak bisa memainkannya, akan terus menerus memikirkan hal ini.

Anak kemudian menyikapi dengan perilaku-perilaku tertentu untuk meniadakan pikiran tersebut.

Baca Juga: Seribuan Korban Penipuan Daring Kerja Paruh Waktu Mendesak Atensi Kepolisian

Di sisi lain, kemudahan mengakses internet dan gawai pada anak tanpa disertai kemampuan penilaian dan pengendalian yang baik dapat menempatkan mereka pada risiko terkena eksploitasi dan kekerasan secara daring.

Anggia lalu menyebut bentuk baru kekerasan dan eksploitasi pada anak yang mungkin tak disadari orangtua antara lain interaksi terkait kekerasan seksual berupa sexting atau praktik mengirim pesan, foto atau video yang eksplisit secara seksual melalui pesan teks, serta live video.

"Dampaknya terhadap anak kalau mengalami kekerasan secara online bisa mereka menjadi malu terhadap apa yang mereka alami," kata dia.

Baca Juga: Kesaksian WNI Korban Perdagangan Orang Jenis Penipuan Daring

Menurut dia, anak korban kekerasan yang merasa malu dengan apa dialami pasti akan menyalahkan diri sendiri.

Mereka juga rentan disalahkan orangtua atau guru dan orang-orang di sekitarnya, merasa tertuduh hingga dikhianati oleh orang yang telah dipercayainya.

Ini, kata Anggia, pada akhirnya dapat memunculkan gangguan psikologis lain seperti kecemasan, gangguan perilaku dan suasana hati seperti depresi.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah