Taliban Semprotkan Cairan Merica ke Demonstran Wanita

- 18 Januari 2022, 14:12 WIB
Taliban membentuk batalyon pasukan bom bunuh diri di tengah hubungan dengan Tajikistan yang sedang memanas.
Taliban membentuk batalyon pasukan bom bunuh diri di tengah hubungan dengan Tajikistan yang sedang memanas. //REUTERS/Abdul Khaliq Achakzai

ARAHKATA - Kelompok Taliban menyemprot cairan merica kepada para pengunjuk rasa wanita di Kabul, Afghanistan.

Para pengunjuk rasa wanita tersebut diketahui menuntut hak atas pekerjaan dan pendidikan mereka.

Memang sejak kembali menguasai Afghanistan pada Agustus tahun lalu, otoritas Taliban telah memberlakukan sejumlah pembatasan pada warga Afghanistan, terutama pada kaum wanita.

Baca Juga: Retno Marsudi Ketemu Perwakilan Taliban, Bahas Pemberdayaan Perempuan

Dilansir Arahkata, Selasa 18 Januari 2022, seorang koresponden AFP melaporkan, sekitar 20 wanita berkumpul di depan Universitas Kabul pada Minggu 16 Januari waktu setempat, meneriakkan "kesetaraan dan keadilan" dan membawa spanduk bertuliskan 'Hak-hak perempuan, hak asasi manusia'.

Namun, aksi protes itu dibubarkan oleh pasukan Taliban yang tiba di tempat kejadian dengan beberapa kendaraan. Demikian disampaikan tiga demonstran wanita kepada AFP.

"Ketika kami berada di dekat Universitas Kabul, tiga kendaraan Taliban datang, dan para petempur (Taliban) dari salah satu kendaraan menggunakan semprotan merica pada kami," kata seorang pengunjuk rasa, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan.

Baca Juga: Taliban Tembak Polisi Saat Vaksinasi Anak-Anak di Pakistan

"Mata kanan saya mulai terasa panas. Saya bilang ke salah satu dari mereka 'Anda memalukan', dan kemudian dia mengarahkan senjatanya ke saya," tutur demonstran tersebut.

Dua demonstran lainnya mengatakan bahwa salah satu wanita harus dibawa ke rumah sakit setelah semprotan merica itu menyebabkan reaksi alergi pada mata dan wajahnya.

Seorang koresponden AFP melihat seorang anggota Taliban menyita ponsel seorang pria yang merekam demonstrasi tersebut.

Baca Juga: Terobos Pos Keamanan, Taliban Bunuh Dokter Muda

Kelompok Taliban telah melarang aksi-aksi protes tanpa izin dan sering melakukan intervensi untuk membubarkan demonstrasi menuntut hak-hak perempuan.

Diketahui bahwa otoritas Taliban telah menghalangi karyawan sektor publik wanita untuk kembali bekerja, banyak sekolah menengah masih belum dibuka kembali untuk anak perempuan, dan universitas negeri ditutup.

Perjalanan jarak jauh bagi perempuan yang tidak didampingi kerabat dekat laki-laki juga telah dilarang.

Baca Juga: Semakin Ketat! Taliban Minta Presenter Wanita Harus Pakai Jilbab

Taliban juga telah mengeluarkan pedoman yang mencegah saluran televisi menyiarkan serial yang menampilkan para aktris.***

Editor: Tia Martiana

Sumber: AFP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah