Network
ARAHKATA - Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon merasa dirinya sebagai korban, berpura-pura teraniaya dan playing victim setelah mendapatkan reaksi dari prajurit TNI.
Ini terkait dugaan pelecehan Affendi Simbolon kepada TNI dengan menyampaikan narasi TNI gerombolan dan disharmoni hubungan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa dengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurachman.
Jenderal Dudung juga merasa tidak pernah menerima SMS dari Effendi Simbolon.
Baca Juga: Anies Baswedan Siap Maju Calon Presiden 2024, Politisi PKS Sambut Baik Beri Dukungan
“Pak Effendi Simbolon kan tokoh, tokoh politik dan beliau juga lama sebagai anggota DPR. Memberikan edukasilah kepada publik. Hal-hal seperti itu jangan berpotensi ke hal-hal yang tidak baik,” ujar Ketua Cendekia Muda Nusantara, Adi Baiquni, saat dihubungi ArahKata.com Minggu, 18 September 2022.
Menurut Adi, narasi yang tekesan menyudutkan dan memprovokasi TNI jangan terulang.
Sebagai tokoh politik dan duduk di kursi Senayan beberapa periode, Adi menilai, kasus serupa tidak terulang kembali di masa yang akan datang.
Baca Juga: SMRC: Elektabilitas Ganjar Pranowo Lampaui Puan, PDIP Bakal Raih Kemenangan
“Setidaknya beliau sebagai catatan ke depan tidak lagi membuat bahasa-bahasa yang tidak perlu apalagi dalam konteks RDP di DPR. DPR memang punya hak untuk menyampaikan apapun. Tapi, kalimat-kalimat yang tidak perlu jangan diutarakan,” katanya.
