Perilaku Pemilih
Izzudin mengungkapkan survei The Republic Institute ini sejatinya bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perilaku pemilih masyarakat di Dapil Jateng V.
"Bahwa hasil penelitian tersebut mengambarkan pemilih di Dapil V Jateng saat ini betul-betul merindukan dan menginginkan sosok politisi atau anggota legislatif nantinya yang terpilih harus dekat dan bisa berinteraksi secara langsung dengan masyarakat. Hal ini sesuai dengan hasil survei kami yang menempatkan bacaleg DPR RI yang akan terpilih adalah yang mau dan aktif menyapa secara langsung konstituennya dan mendengarkan aspirasinya secara langsung," urainya.
Baca Juga: Tokoh NU dan Muhammadyah Puji KSAD Dudung Jaga Netralitas TNI
Peneliti The Republic Institute ini meyakini tak menutup kemungkinan hari-hari berikutnya trend masyarakat untuk memilih Henry semakin besar. Lebih tinggi dibandingkan kompetitornya yang berkali-kali duduk di singgasana DPR RI.
"Syukur alhamdullilah, hasil survei ini menunjukkan pemilih yang menjadi sampel penelitian memutuskan untuk memilih saya, jika pemilu dilaksanakan sekarang, Maka berdasarkan hasil survei, saya teratas memperoleh 6,2 persen dari hasil survei dibadingkan sesama caleg dari Partai Golkar," ungkap pengacara kondang yang juga politisi ini.
Tentu dengan tujuan mendapat simpati hati rakyat sebagai rasa empati dan kepedulian terhadap masyarakat di Dapil Jateng V. Dan pada akhirnya memutuskan untuk memilihnya dengan mencoblos kertas surat suara pemilih.
Baca Juga: Tunjuk El Rumi sebagai Presiden Klub, Nusantara United FC Siap Menggebrak Liga 2 Musim 2023 - 2024
Yang mengejutkan publik, Henry Indraguna sekalipun tergolong new comers di partainya, justru mampu menempel Ketua DPR RI Puan Maharani yang anak Ketum PDI Perjuangan dan Wapres RI ke 5 tersebut di urutan pertama dan legislator kawakan PDIP Aria Bima yang langganan duduk di Senayan dengan duduk di posisi dua. Lalu Eva Yuliana dari Nasdem di urutan ketiga.
Henry melakukan beragam kegiatan baksos rutin berupa pengobatan gratis, pembagian sembako gratis, tebus minyak goreng saat minyak goreng (migor) langka, bantuan bibit dan pupuk, pengembangan modal UMKM dan pembinaan berikut pelatihan, beasiswa anak-anak keluarga miskin. Bahkan ikut membangun sarana dan prasarana jalan desa, fasilitas sumur tanah hingga jembatan yang menghubungkan satu desa dengan desa di kecamatan yang berbeda.