Bukan Karena Minum Air Galon, Psikolog Klinis Ungkap Penyebab Anak Autis

- 2 Juli 2024, 13:58 WIB
Galon isi ulang termasuk produk yang mengandung BPA
Galon isi ulang termasuk produk yang mengandung BPA /

ARAHKATA - Penyakit autis pada anak sama sekali tidak ada kaitannya dengan air galon guna ulang biru yang dikonsumsi ibunya waktu hamil.

Dalam diagnosanya, penyebab terjadinya autis pada anak lebih karena adanya gangguan perkembangan syarafnya. 

 “Autis itu kan sebenarnya gangguan perkembangan syaraf. Kalau di dalam diagnosanya merupakan gangguan neurodevelopmental. Jadi, gangguan pertumbuhan itu letaknya di syaraf atau neuro. Jadi, tidak ada hubungannya sama sekali dengan air galon yang dikonsumsi ibunya pada saat kehamilan,” ujar Mutiara S.Psi, MPsi, Psikolog Klinis yang juga Lead Psikolog  untuk terapis di Klinik Rumah Tumbuh Kembang Anak MS School & wellbeing Center, pada Selasa, 2 Juli 2024.

Namun, lanjutnya, baik di psikiatri, kedokteran maupun di psikologi, belum ada yang bisa menjelaskan secara pasti apa penyebabnya. Penyebabnya itu bermacam-macam. Mulai dari kelainan DNA karena terjadinya mutasi gen, resiko kehamilan di usia-usia yang cukup riskan atau usia tua, kemudian pada saat kehamilan misalnya terpapar kecemasan dan stress yang tinggi, itu semua bisa memicu pertumbuhan anak dalam kandungan menjadi autis.

 Baca Juga: Kemenkominfo Gencarkan Langkah Preventif Berantas Judi Online di Masyarakat

Dia mengutarakan beberapa ciri anak itu terindikasi menderita autis salah satunya adalah tidak menangis waktu lahir. “Itu salah satu ciri bahwa mungkin ada masalah perkembangan pada anak. Tapi, belum tentu juga  arahnya ke autisme. Jadi, nggak pernah tahu sampai sekarang penyebab pastinya karena apa,” tuturnya.

Tapi, lanjutnya, yang jelas anak dengan autisme itu memiliki masalah dalam tumbuh kembangnya. “Perkembangan itu kan ada bahasa, fisik, motorik, gerak tubuh, kemampuan untuk bersosialisasi. Jadi, ketika ini ada masalah, kita harus cek dulu. Anak dengan autisme itu juga kan spektrumnya luas, ada yang berat dan ada yang ringan,” bebernya.

 Jadi, katanya, treatment yang diberikan kepada anak-anak autis juga sesuai dengan kondisi masalahnya, usia dan kebutuhannya apa. Untuk anak autis dengan tipikal anak yang masih belum bisa duduk tenang, belum bisa bicara, dan tantrum, kemungkinan anak itu ada masalah di sensoriknya. Anak dengan tipikal seperti ini, penanganannya biasanya dilakukan dengan terapi sensory.  Sedang untuk anak yang sulit untuk mandiri, itu biasanya ditangani dengan terapi perilaku. “Jadi, treatment itu disesuaikan dengan kebutuhannya atau masalah apa yang lagi dikeluhkan pada anak itu,” katanya.

Baca Juga: Ketua KPK Pastikan Satgas Masih Bekerja Untuk Tangkap Harun Masiku  

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah