Quraish Shihab Jelaskan Makna Cinta Sesungguhnya

19 April 2022, 22:21 WIB
Quraish Shihab /Tangkapan layar YouTube Najwa Shihab/

ARAHKATA - Perasaan cinta memang tak bisa kita hindari sebagai seorang manusia. Setiap manusia diberikan perasaan cinta untuk saling menyayangi dan berbuat kebaikan di muka bumi.

Namun sesungguhnya banyak dari kita yang mengartikan cinta berbeda - beda.  Bahkan menunjukkannya dengan cara yang salah.

Seharusnya cinta akan menghasilkan sebuah tindakan yang baik. Jika ditempatkan dengan benar.

Baca Juga: Ariel Noah Bareng Luna Maya, Benarkah Cinta Bersemi Lagi?

Sebelum jauh membicarakan makna cinta itu sendiri. Dalam Al-Qur'an Allah telah menyeru kita untuk siapa cinta kita dituju. Di surah At - Taubah ayat 24 menjelaskan bahwa:

Katakanlah: “Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA”. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Sudah jelas, cinta kita hanyalah untuk Allah dan Rasul-Nya. Jika selain itu, maka kita akan mengalami beberapa kecewaan atas itu.

Baca Juga: Catat! Ini Bacaan Lengkap Doa Qunut Witir Ramadhan

Karena cinta sejati untuk Allah, tidak akan pernah kecewa dan tidak akan pernah pudar.

Namun, inilah makna cinta yang juga disampaikan oleh Abi Quraish Shihab yang di kutip ARAHKATA dalam akun channel YouTube Najwa Shihab.

"Cinta itu dalam hati, kita tidak bisa mengukur si A cinta itu hanya dari segi lahiriah. Bisa saja seorang suami dan istri bilang aku cinta padamu, padahal tidak cinta," jelas Abi Shihab.

Ada ungkapan, engkau mengaku mencintai Rasul. Padahal amalanmu tidak sesuai dengan amalan Rasul. Siapa yang mencintai seseorang pasti dia akan terus mengikutinya.

Baca Juga: Baca Doa ini Sebelum Berhadapan dengan Orang Keras!

Maka, cinta sesungguhnya untuk dapat menghasilkan amalan yang baik. Cukup cintai Allah dan Rasul-Nya. Itulah makna cinta yang sesungguhnya.

Bukan mencintai hal-hal lain. Apalagi semua hal tentang duniawi. Karena dunia hakekatnya sebagai wasilah (penghubung) kita pada Allah untuk senantiasa melaksanakan perintah dan menjauhi larangannta. Bukan untuk kita cintai sepenuhnya.***

Editor: Agnes Aflianto

Tags

Terkini

Terpopuler