Perusahaan yang berbasis di San Fracisco ini telah membantu mengamankan data jaringan dan sistem bagi lebih dari 15.000 organisasi.
Sehingga kasus kebocoran data dan jaringan akan memberikan konsekuensi serius bagi pelanggan.
Baca Juga: Serbu! Kode Reedem Free Fire Terbaru 23 Maret 2022
Bradbury menambahkan bahwa peretasan tersebut tidak akan memberikan akses penuh bagi peretas.
Mereka masih terbatasi dalam mengunduh basis data pelanggan atau source code uniqe milik Okta.
Sebagai informasi Okta mengalami peretasan pertama kali pada Januari 2022.
Baca Juga: Bisa Ukur Jarak 1 Meter, Data Lokasi Android Makin Akurat!
Sementara itu, mitranya Sitel Group hanya mendapatkan laporan forensik digital tentang kejadian tersebut pada 10 Maret.
"Sangat kecewa dengan lamanya waktu pemberitahuan yang terjadi dari kami kepada Sitel dan penerbitan laporan investigasi lengkap," kata Bradbury.
Lambatnya penanganan menjadi evaluasi untuk perusahaan.***