Tiga Juta Sampah Masker Sekali Pakai Ancam Bumi Tiap Menit

12 Maret 2021, 14:33 WIB
Sampah masker. /

ARAHKATA - Penggunaan masker masih menjadi salah satu cara pencegahan penularan virus Covid-19. Namun, sebuah penelitian terbaru memperkirakan bahwa penggunaan masker selama pandemi ini mencapai angka yang sangat mengejutkan dan mengancam lingkungan.

Ternyata, selama sebulan, manusia menghasilkan sekitar 129 miliar sampah masker atau setara 3 juta masker per menit. Kebanyakan masker wajah ini sekali pakai yang terbuat dari mikrofiber plastik.

"Dengan meningkatnya laporan tentang pembuangan masker yang tidak tepat, sangat mendesak untuk mengenali potensi ancaman lingkungan ini dan mencegahnya menjadi masalah plastik berikutnya," tulis para peneliti di jurnal ilmiah Frontiers of Environmental Science & Engineering.

Para peneliti tersebut adalah Ahli Toksikologi Lingkungan, Elvis Genbo Xu dari Universitas Denmark Selatan dan Profesor Teknik Sipil dan Lingkungan Zhiyong Jason Ren dari Universitas Princeton.

Masker sekali pakai ini adalah produk plastik yang tidak dapat langsung terurai secara hayati tetapi dapat terfragmentasi menjadi partikel plastik yang lebih kecil, yaitu mikro dan nanoplastik yang tersebar luas di ekosistem.

Untuk diketahui, produksi masker sekali pakai memiliki skala yang sama dengan botol plastik, yang diperkirakan mencapai 43 miliar per bulan.

Namun, berbeda dari botol plastik yang aplikasinya 25 persen didaur ulang, tidak ada panduan resmi tentang daur ulang masker, sehingga lebih mungkin dibuang sebagai limbah padat, tulis para peneliti.

Jika tidak dibuang untuk didaur ulang, seperti limbah plastik lainnya, masker sekali pakai dapat mencemari lingkungan. Dimana pelapukan dapat menghasilkan sejumlah besar partikel berukuran mikro (lebih kecil dari 5 mm) dalam waktu yang relatif singkat.

"Masalah yang lebih baru dan lebih besar adalah bahwa masker dibuat langsung dari serat plastik berukuran mikro (ketebalan 1 hingga 10 mikrometer)," katanya.

Saat rusak di lingkungan, lanjut peneliti, masker dapat melepaskan lebih banyak plastik berukuran mikro, lebih mudah dan lebih cepat daripada plastik curah, seperti kantong plastik.

Para peneliti menekankan bahwa mereka tidak tahu bagaimana masker berkontribusi pada sejumlah besar partikel plastik yang terdeteksi di lingkungan, hanya karena tidak ada data tentang degradasi masker di alam.

"Tapi kami tahu bahwa, seperti sampah plastik lainnya, masker sekali pakai juga dapat menumpuk dan melepaskan zat kimia dan biologis berbahaya, seperti bisphenol A, logam berat, serta mikro-organisme patogen. Ini dapat menimbulkan dampak tidak langsung yang merugikan pada tumbuhan, hewan dan manusia," kata Elvis Genbo Xu.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan?

Elvis Genbo Xu dan Zhiyong Jason Ren memiliki saran berikut untuk mengatasi masalah tersebut, yakni:

- Siapkan tempat sampah khusus masker untuk pengumpulan dan pembuangan.

- Pertimbangkan standarisasi, pedoman, dan penerapan ketat pengelolaan limbah untuk limbah masker.

- Ganti masker sekali pakai dengan masker wajah yang dapat digunakan kembali seperti masker kain.

- Pertimbangkan pengembangan masker pembuangan yang dapat terurai secara alam.

Editor: Agnes Aflianto

Tags

Terkini

Terpopuler