ARAHKATA - Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID -19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban mengatakan Indonesia telah memasuki fase endemi COVID -19.
Berdasarkan pengamatan dan analisa data, hal itu ia sampaikan melalui cuitannya melalui akun Twitter @Profesor Zubairi.
Profesor Zubairi menyebut angka masyarakat yang positif COVID -19 kurang dari 3 persen. Selain itu, jumlah kasus baru juga kurang dari 300.
Baca Juga: Ini Peran BTS di Dalam Tempat Persembunyian Imajinasi Jimin
Hal itu terjadi lantaran jumlah vaksin dosis kedua yang diterima masyarakat sudah lebih dari 75 persen.
“Indikator amat baik. Penularan rendah dan kasus landai,” tulis Profesor Zubairi.
Dia pun berharap dampak mudik tidak membuat angka kasus positif meningkat dan berharap Indonesia tetap aman dan Indonesia sudah masuk dalam endemi COVID -19.
Baca Juga: Kwon Sang Woo dan Im Se Mi Akan Bintangi Drama Komedi Baru 'X of Crisis'
“Semoga tak ada dampak mudik pada dua bulan berikutnya sehingga tahun depan Insya Allah aman
Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID -19 menyatakan, penetapan status endemi merupakan otoritas Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization).
"Karena untuk mengubah pandemi yang berdampak pada banyak negara diperlukan perbaikan kondisi kasus juga secara global," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID -19 Wiku Adisasmito.
Baca Juga: Pose Bugil di Pohon Sakral, Bule Rusia dan Suaminya Dicekal dan Deportasi
Ia mengemukakan, istilah endemi digunakan untuk menggambarkan keberadaan sebuah penyakit yang cenderung terkendali karena jumlah kasus yang rendah secara konsisten.
"Umumnya, kondisi terkendali dapat diindikasikan dari jumlah kasus dan kematian yang rendah bahkan nol dalam jangka waktu tertentu," katanya.
Menurutnya, kondisi terkendali hanya dapat tercapai jika masyarakat secara kolektif menjalankan pengendalian COVID -19 dengan optimal.
Baca Juga: Introvert Banget, Jungkook BTS Akui Tak Suka Lakukan Ini
"Ke depan, semoga masyarakat dunia semakin baik beradaptasi hidup berdampingan dengan COVID -19," terangnya.***