Bobol Dana Bansos Covid-19 AS, Dua Hacker Indonesia Raup 60 Juta Dollar

- 17 April 2021, 05:45 WIB
Ilustrasi Hacker.
Ilustrasi Hacker. /

ARAHKATA- Jangan remehkan kemampuan teknologi Indonesia. Dua hacker asal Indonesia bisa membobol dana bantuan sosial (bansos) Covid-19 Amerika Serikat (AS). Nilainya pun fanrastis, sekitar 60 juta dolar AS.

Keduanya diduga menjadi otak dibalik kejahatan tersebut bersama seorang warga negara India yang masih buron.

Dua orang WNI ini sudah diringkus Ditreskrimsus Polda Jatim. Pelaku berinisial SFR dan MZM tersebut kini ditahan.

Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, pengungkapan kasus ini berkat kerjasama dengan FBI. Diketahui, dua WNI juga bertugas mencairkan dana bansos tersebut.

“Kami bekerja sama dengan FBI masih memburu WNA tersebut,” kata Nico Afinta, Jumat (16/4).

Nico mengatakan, WNA itu pula yang memberikan uang crypto bitcoin kepada dua tersangka WNI, masing-masing SRF Rp420 juta dan MZM Rp60 juta. Total uang tersebut diterima kedua tersangka sejak pertama beraksi.

Baca Juga: Dana Bansos Tunai Warga Jakarta Segera Cair, Catat Waktunya!

Ia menambahkan, kasus itu mulai diselidiki pada Maret 2021 lalu, setelah Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Jatim mendapati adanya penyebaran scampage atau website yang menyerupai website resmi pemerintah AS.

Dari temuan itu, polisi menemukan adanya unsur kejahatan hingga dilakukan penangkapan terhadap tersangka SFR. Di laptop dan HP-nya diketahui terdapat banyak scampage atau website dan data-data pribadi warga AS.

Scampage atau website palsu itu dibuat tersangka MZM. Kedua tersangka itu bekerja berdasarkan permintaan WNA yang kini buron.

"Lewat website palsu itu ada 30.000 data dari 14 negara bagian Amerika Serikat yang terambil secara ilegal. Tersangka juga telah menyebarkan domain palsu ini ke 27 juta nomor telpon warga AS,” ujar Nico.

Data warga yang tertipu itu kemudian dipakai tersangka untuk mengajukan dan mendapatkan bantuan Covid-19 dari Pemerintah Amerika.

“Yang mengisi data dan yang tertipu sebagian besar warga negara AS. Ini orang-orang yang kena tipu mengisi data bantuan Covid-19. Apabila sesuai mendapat 2.000 dolar AS,” katanya.

Pakar telematika Roy Suryo pun ikut angkat bicara atas aksi kejahatan siber yang dilakukan warga Indonesia itu. Roy bahkan menyoroti salah satu pelaku yang hanya lulusan SMK.

“Mengapa si SFR (lulusan SMK) & MZMSBP bisa membobol Dana Pandemic Unemployment Assistance (PUA) AS hingga 875M lebih?,” tulis Roy di akun Twitternya, Jumat (16/4).

Pakar telematika ini pun memberikan analisanya. Menurutnya, kedua pelaku tak mungkin bisa beroperasi sendiri.

“Analisis saya, kuncinya tidak hanya berdua, tetapi pada si S (WN India) yang kini masih buron, sebab ini Sindikat besar dan tidak mungkin dana ditransfer langsung ke RI,” jelas Roy.

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah