ARAHKATA – Industri makanan dan minuman (mamin) saat ini masih menjadi harapan untuk keterjagaan produktivitas dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar selama masa pandemi Covid-19. Karenanya Kementerian Perindustrian mendorong peningkatan utilisasi industri strategis ini melalui pemanfaatan teknologi.
“Pandemi ini cukup memberikan dampak signfikan bagi industri nasional. Untuk itu, tantangan ini harus dimanfaatkan supaya re-booting bagi kemajuan sektor manufaktur nasional, termasuk industri mamin,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi, dalam keterangan tertulis, Kamis, 26 November 2020.
Kepala BPPI juga menyampaikan, industri mamin masih konsisten menjadi salah satu penopang terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga: Polisi Tangkap Dua Artis Inisial ST dan MA yang Diduga Lakukan Prostitusi
Di tengah hantaman pandemi Covid-19, pada triwulan III tahun 2020, industri mamin mampu memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB industri pengolahan nonmigas dengan nilai 39,19 persen.
“Aktivitas penelitian dan pengembangan harus menjadi aktor kunci dalam strategi kemandirian industri nasional untuk menciptakan inovasi, reindustrialisasi, dan peningkatan investasi,” tuturnya.
Baca Juga: Eksploitasi Anak Dibalut Beasiswa, Benarkah ?
Dalam hal ini, peran Balai Besar Industri Agro (BBIA), salah satu unit litbang Kemenperin di Bogor, diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri mamin nasional dalam menghadapi tantangan dari imbas pandemi.
“Kami mendorong BBIA menjadi key driver dalam penguatan ekosistem industri pangan melalui layanan jasa teknis seperti konsultasi, rancang bangun dan perekayasaan industri serta kerja sama kegiatan litbang,” papar Doddy.***