Dalam perekonomian dunia yang melambat, IMF memandang negara-negara seperti Sri Lanka saat ini tidak mampu membayar utang mereka yang dapat menyebabkan arus modal keluar dari pasar negara berkembang.
Georgieva mengungkapkan bahwa kondisi itu sudah terjadi, bahkan pada paruh pertama tahun ini sebanyak 52 miliar dolar AS telah meninggalkan pasar negara berkembang.
Baca Juga: Juragan Warteg Cemas Banget Kelangkaan Elpiji 3 kg
"Untungnya, bagi Indonesia, karena kekuatan ekonomi dan manajemen yang baik, negara ini tidak terpengaruh," ungkapnya.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan kunjungan petinggi IMF memberikan citra positif bagi pembangunan dan perekonomian Indonesia.
"Ada tiga hal yang disampaikan, pertama, dia meyakinkan Indonesia tidak berada dalam jurang krisis seperti yang digembar-gemborkan," ujar Erick Thohir.
Baca Juga: Sah! Nagita Slavina Menjadi CEO Baru Esteh Indonesia
Kendati begitu, lanjut Erick, hal tersebut tidak menurunkan kewaspadaan Indonesia meski secara internal ekonomi Indonesia dalam posisi kuat.
"Secara eksternal, yang namanya geopolitik, global ekonomi bisa saja berdampak," ucap Erick Thohir.
Georgieva mengunjungi Indonesia menghadiri pertemuan dengan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20, salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan itu mengenai tantangan ekonomi dunia.