Network
Sependapat, Co Founder Alami Sharia Bembi Juniar, menambahkan, masalah utama lainnya adalah bagaimana UMKM bisa mengembangkan bisnisnya (scale up).
Menurut Bembi, masih banyak pengusaha UMKM yang masih belum memiliki arahan tertentu mengenai pengembangan usaha.
Baca Juga: Pamerindo Gelar Food & Hotel Indonesia 2022 Usung Konsep Sustainable Event
"Problem yang sering dihadapi lainnya adalah mereka bingung bagaimana caranya untuk scale up bisnis mereka. Selain itu, pencatatan laporan keuangan -- pemasukan dan pengeluarannya -- juga masih belum dipisahkan dengan milik pribadi. Diperlukan literasi keuangan dan legalitas yang baik," kata Bembi kepada ANTARA, dikutip ArahKata.com.
Lebih lanjut, Meidy mengatakan, kini sudah banyak fasilitas keuangan dan permodalan yang bisa diakses dengan mudah melalui bank, bank syariah, layanan keuangan lainnya serta bantuan pemerintah seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Ada juga inisiatif pemerintah melalui KUR, dimana pembiayaan untuk UMKM dengan subsidi margin murah dan jaminan dengan pemberlakuan khusus, bahkan buat mereka yang memiliki semangat dan usaha tapi masih terkendala di masalah jaminan dan laporan keuangan," jelas Meidy.
Baca Juga: Mendag: Digitalisasi Pasar Peluang Tingkatkan Pesanan Hingga 56 Kali Lipat
Meidy pun mengatakan, literasi keuangan syariah dan digital semakin perlu untuk digaungkan lebih lanjut.
Bagi dia, perbankan syariah bisa menjadi solusi bagi mereka yang memiliki preferensi finansial dengan aspek spiritualitas.
"Selain itu, BSI juga mengembangkan produk dan layanan yang semakin kompetitif dan menarik. Misalnya mobile banking dengan fitur transaksi beragam seperti bank konvensional, yang tak hanya untuk kebutuhan finansial namun juga sosial dan spiritual," kata Meidy.
