Sunat Pada Pria Dewasa Kurangi Resiko Penularan Penyakit

- 9 April 2021, 13:19 WIB
Kolase tangkapan layar Webinar yang digelar FJO
Kolase tangkapan layar Webinar yang digelar FJO /Ahyar/ARAHKATA

ARAHKATA - Perkembangan zaman telah menggeser metode sunat pada pria yang dulu dilakukan secara konvensional, kini dilakukan dengan metode laser atau electric couter.

Disisi lain, sunat yang dilakukan secara konvensional mempunyai risiko yang besar, karena dapat berpotensi menimbulkan luka besar dan infeksi akibat luka terbuka pada penis.

Ketua PP Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI), Prof. Andi Asadul Islam, mengemukakan, Sunat secara Konvensional didahului dengan anestesi, lalu sedikit dipotong dari atas bagian kanan, melingkar ke kanan selanjutnya melingkar ke kiri kemudian dijahit.

Baca Juga: Viral! Polisi Buang Puluhan Botol Berisi Alkohol ke Laut

"Dari pemotongan tersebut, banyak resiko yang dihadapi ketika Khitan secara konvensional. Sehingga rawan perdarahan dan infeksi yang cukup tinggi saat luka terbuka", ujar Prof. Andi, dalam Webinar FJO. Kamis 8 April 2021.

Menurut Prof. Andi, metode sunat atau khitan juga tergantung pada pasiennya. Pasalnya, khitan laser menggunakan lempeng besi yang tipis dan dipanaskan dengan menghubungkan listrik, dan hampir sama dengan solder.

Metode laser berbeda dengan metode Klamp, dimana prosedur tersebut tanpa jahitan dan menggunakan semacam alat jepit. Selain itu metode Klamp bisa dilakukan pada penis yang mempunyai maksimal ukuran 3,4 cm.

Baca Juga: Vlog Malam Pertama Atta-Aurel Tuai Kecaman dan Berujung Gerakan Unsubscribe

Dalam kesempatan sama, praktisi kesehatan seksual, dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG MARS mengatakan sunat khususnya pada pria dewasa sangat mengurangi risiko penularan penyakit pada pasangannya.

Halaman:

Editor: Ahmad Ahyar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x