Studi Terbaru : COVID-19 Dapat Menjadi Penyebab Utama Gangguan Kesehatan Mental

- 12 November 2020, 16:00 WIB
Ilustrasi gangguan kejiwaan
Ilustrasi gangguan kejiwaan /Arahkata.com/Foto Pixabay

Arahkata.com - Efek jangka panjang COVID-19 telah banyak dikait-kaitkan dengan kondisi kesehatan fisik penderitanya. Namun studi baru menunjukkan bahwa virus ini berpotensi juga merusak kesehatan otak penderitanya.

Sebuah laporan di jurnal medis The Lancet menemukan bahwa mereka yang didiagnosis dengan COVID-19 memiliki resiko lebih besar untuk mengalami gangguan kesehatan mental.

Data menunjukkan bahwa 1 dari 5 pasien yang selamat dari penyakit mengalami diagnosis kesehatan mental yang terganggu dalam waktu sekitar tiga bulan setelah terinfeksi.

Kondisi paling umum yang dilihat para ahli termasuk gangguan stress pascatrauma, kecemasan, depresi, insomnia, dan demensia.

Peneliti dari Universitas Oxford di Inggris. memeriksa catatan kesehatan untuk 69 juta orang di A.S. Dari kelompok itu, lebih dari 62.000 telah tertular virus corona.

Para ilmuwan menemukan bahwa sekitar 20% dari mereka dengan COVID-19 juga didiagnosis dengan penyakit kejiwaan untuk pertama kalinya - semuanya dalam waktu 90 hari setelah sakit.

Ini dua kali lipat kemungkinan pasien di kelompok lain yang tidak didiagnosis dengan virus corona. Studi ini juga menemukan bahwa orang dengan kondisi kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya 65% lebih mungkin terkena COVID-19.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Catatan kesehatan yang diperiksa tidak mencantumkan informasi khusus, termasuk faktor sosial dan ekonomi.

Mengingat besarnya peran yang dimainkan aspek demografi dalam hasil kesehatan mental, itu dapat memengaruhi hasil penelitian, menurut para peneliti.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x