Marak Banyak Korban Investasi Bodong, Pengamat: Investasi Bukan untuk Cari Uang

- 14 Agustus 2023, 11:11 WIB
Ilustrasi investasi saham
Ilustrasi investasi saham /standret/Freepik

Kedua, jangan mudah tergiur dengan investasi yang menjanjikan return tinggi. Pasalnya, jika return-nya tinggi, risikonya pun akan tinggi.

“Pokoknya jangan ngeliat return-nya dulu. Never trust too good to be true return, it’s only coming with unnecessary risk (Jangan percaya return yang terlalu tinggi, itu hanya akan datang dengan risiko yang lebih tinggi juga). Pokoknya return of capital dulu, baru cuannya return on capital,” paparnya.

Baca Juga: Prabowo: Saya Terharu dan Merasa Terhormat Resmi Dapat Dukungan Golkar-PKB-PAN

Ketiga, likuiditas, yaitu kemudahan untuk mengubah aset investasi tersebut menjadi uang tunai.

“Terakhir, investasi bukan cuma bisa masuk, tapi bisa keluar dengan biaya murah, itu liquidity risk. Kalau orang investasi, enggak pernah bertanya ‘Mas kalau minggu depan saya tarik bisa enggak?’ dan dijawab ‘enggak bisa’, itu bukan investasi,” paparnya. 

Budi juga menjelaskan terkait distribusi aset yang tepat untuk berinvestasi, yaitu rumusan 100 dikurang dengan umur investor. Di mana, semakin muda umur investor, maka distribusi investasinya harus lebih banyak di aset-aset berisiko tinggi. 

Baca Juga: Miss Universe Cabut Lisensi Miss Universe Indonesia, Buntut Skandal Body Checking Bugil

“Rumusan 100 dikurang umur. Jadi, misalnya, sekarang umur saya 56 tahun. Berarti 46 persen saya di growing asset, bisa di properti, bisa di saham, dan lain-lain. Yang muda pasti lebih banyak di risky asset, lebih agresif,” tukasnya.***

 

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: YouTube Syailendra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x