ARAHKATA - Bentrok antara warga anti-Taliban dan kelompok Taliban di Kota Jalalabad, Afghanistan menewaskan tiga orang pada Rabu 18 Agustus 2021.
Hal ini terjadi saat Taliban tengah membentuk pemerintahan baru, selagi negara-negara lain mempercepat evakuasi warganya di bandara Kabul yang kacau.
Kematian tersebut otomatis merusak upaya Taliban untuk mengkonsolidasikan pemerintahan Islam dan janji perdamaian mereka setelah menyerbu ke ibu kota.
Baca Juga: Facebook Larang Konten Berkaitan dengan Taliban di Platformnya
Sebelumnya, Taliban mengatakan mereka tidak akan membalas dendam terhadap musuh lama dan akan menghormati hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam.
Para saksi mata mengungkap kematian di Jalalabad terjadi ketika penduduk setempat mencoba memasang bendera nasional Afghanistan di sebuah alun-alun di kota itu. Tepatnya sekitar 150 km dari ibu kota di jalan utama ke Pakistan.
Adapun menurut dua saksi dan seorang mantan pejabat polisi, lebih dari selusin orang terluka setelah Taliban menembaki pengunjuk rasa di kota timur. Namun, belum ada komentar dari Juru bicara Taliban terkait hal tersebut.
Baca Juga: Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Berada di UEA
Diketahui ribuan warga Afghanistan serta warga negara asing (WNA), sangat ingin meninggalkan negara itu dan kabur dari Taliban. Ini menyebabkan orang-orang membanjiri bandara Kabul dan menimbulkan kekacauan.
Seorang pejabat Taliban mengakui komandan dan tentara Taliban melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan massa di luar bandara. Tetapi tak ada tembakan khusus yang ditujukan kepada warga.
"Kami tidak berniat melukai siapa pun," kata dia.
Baca Juga: Australia Evakuasi Warganya untuk Keluar dari Afghanistan
Sementara itu, seorang pejabat Barat menerangkan sekitar 5.000 diplomat, staf keamanan, pekerja bantuan dan warga Afghanistan telah dievakuasi dari Kabul dalam 24 jam terakhir.
Ia menambahkan, evakuasi dengan penerbangan militer akan berlanjut sepanjang waktu.
“Membersihkan kekacauan di luar bandara merupakan sebuah tantangan. Semua benar-benar sibuk dan kacau di luar sana," katanya.
Baca Juga: Momen! Pendiri Taliban Kembali ke Afghanistan
Di sisi lain, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kini berada di Uni Emirat Arab (UAE), usai meninggalkan negaranya saat pejuang Taliban mengambil alih. Hal ini diungkap oleh Kementerian Luar Negeri UAE pada Rabu 18 Agustus 2021.***