Menhan Baru Afghanistan Tegur Aksi Kekerasan Taliban

25 September 2021, 07:30 WIB
Pasukan Taliban menguasai rumah mewah wakil presiden Afganistan /Tangkapan layar Al Jazeera/AFP Wakil Kosar

ARAHKATA - Taliban sudah menguasai Afghanistan sejak beberapa waktu lalu. Taliban mengatakan dan berjanji tidak akan membuat peraturan yang kejam seperti masa pemerintahannya dulu.

Namun, janji tersebut tak ditepati. Taliban mulai membuat sejumlah aturan terutama pada hak-hak perempuan yang dilarang sekolah hingga bekerja.

Hal ini membuat Menteri Pertahanan (Menhan) baru Afghanistan, Mullah Mohammad Yaqob menegur keras tindakan kekerasan Taliban. Ia menegaskan, kekerasan tidak akan ditoleransi.

Baca Juga: Putri SMP Dilarang Sekolah, Taliban: Secepat Mungkin

Dalam sebuah pesan audio, Yaqoob mengatakan sejumlah 'penjahat dan eks pasukan yang terkenal kejam' sebelumnya diizinkan untuk bergabung dengan unit-unit Taliban, di mana mereka pernah melakukan tindak kekerasan yang keji.

“Kami memerintahkan Anda untuk menjauhkan mereka dari jajaran Anda. Jika tidak, Anda akan menerima sanksi tegas. Kami tak ingin orang-orang seperti itu ada di dalam pasukan kami,” ujar pejabat senior Taliban ini, dikutip Arahkata pada Sabtu 25 September 2021.

Pesan dari menteri paling senior Taliban ini menyorot masalah yang terkadang dihadapi oleh para pimpinan baru Afghanistan dalam mengontrol pasukan tempur mereka.

Baca Juga: Taliban Larang SMP Putri Sekolah, Hanya Siswa Putra yang Boleh

Sejumlah warga Ibu Kota Kabul melaporkan mengalami tindak kekerasan oleh sejumlah pasukan Taliban di sepanjang jalanan ibu kota.

Kebanyakan dari para pasukan itu berasal dari daerah luar ibu kota dan tidak terbiasa dengan kehidupan kota-kota besar.

Selain itu, banyak juga laporan mengenai aksi pembalasan dendam terhadap anggota pemerintahan dan militer Afghanistan sebelumnya atau aktivis masyarakat sipil. Hal tersebut bertentangan dengan janji pengampunan yang sudah disampaikan Taliban.

Baca Juga: Langgar Komitmen, Taliban Tutup Kementerian Urusan Perempuan

Yaqoob mengatakan dirinya menerima laporan eksekusi tanpa izin, dan ia berulang kali menegaskan aksi-aksi seperti itu tidak akan ditoleransi.

“Seperti yang Anda semua ketahui, di bawah amnesti umum yang diumumkan di Afghanistan, tak ada mujahid yang berhak untuk membalaskan dendam pada siapa pun,” ucapnya.

Sebagai penutup, Yaqoob menegaskan patroli pasukan harus dibatasi pada area di mana mereka ditugaskan. Ia mengkritik kebiasaan sejumlah pasukan yang memasuki kantor-kantor pemerintahan tanpa ada urusan tertentu dan berswafoto di lokasi itu.

Baca Juga: Wow! Wakil PM Taliban Dinobatkan Orang Paling Berpengaruh 2021

“Hal ini tidak bisa diterima, saat semua orang mengeluarkan telepon genggam mereka dan berfoto di dalam kementerian yang penting dan penuh kerahasiaan tanpa alasan tertentu,” ujar dia.

“Menongkrong seperti itu dan berfoto serta merekam video tidak akan membantu Anda di dunia ini, dan juga di akhirat nanti,” pungkasnya.

Pesan dari Yaqoob itu diunggah akun Twitter milik Taliban dan kemudian tersebar luas di media sosial. Masih belum diketahui apa yang memicu disampaikannya pesan tersebut ataupun insiden mana yang ia maksud secara rinci.

Baca Juga: Qatar Minta Taliban Tepati Janji Hormati Hak Perempuan di Afghanistan

Saat ini, beredar kabar soal ketegangan di dalam badan Taliban antara komandan perang dan pimpinan politik Taliban yang tengah berupaya berkompromi dengan negara-negara lain.***

Editor: Tia Martiana

Tags

Terkini

Terpopuler