Prancis Hapus Protokol Kesehatan, Kasus COVID-19 Kembali Naik

22 Maret 2022, 12:26 WIB
Seorang perempuan muslim mengenakan hijab di dekat Menara Eifel, Paris Prancis. /Reuters/Gonzalo Fuentes/

 

 

ARAHKATA - Prancis rata-rata hampir 90.000 kasus baru COVID-19 selama tujuh hari terakhir atau meningkat 36 persen.

Prancis melalui otoritas kesehatannya mencatat, dari pekan lalu ketika sebagian besar aturan protokol kesehatan dihapus menjelang pemilu.

Kasus baru COVID-19 pada Minggu 20 Maret, berjumlah 81.283 kasus, sehingga angka rata-rata harian selama sepekan menjadi 89.002 kasus.

Baca Juga: Dibantu China, Hong Kong Kewalahan Melawan COVID-19

Dibanding dengan rata-rata 60.000 lebih kasus baru pekan lalu. Jumlah kasus per 100.000 orang juga mencapai level tertinggi sejak 18 Februari.

Pemerintah Presiden Emmanuel Marcom, yang akan kembali mencalonkan diri dalam pemilu tahun ini, memutuskan untuk menghapus sebagian besar pembatasan COVID-19 pada 14 Maret setelah melihat perkembangan yang positif. Seperti dilansir Antara, Selasa 22 Maret 2022.

Penghapusan itu membuat masyarakat Prancis tidak lagi diharuskan memakai masker di dalam ruangan, kecuali di transportasi umum, rumah sakit, dan fasilitas medis lainnya.

Baca Juga: Tekan Penyebaran COVID-19, Italia Rekomendasikan Vaksinasi Dosis Keempat

Pemerintah juga menghapus syarat sertifikat vaksinasi COVID-19 di sejumlah tempat seperti bar dan bioskop.

Jumlah pasien baru yang dirawat inap, yang dijadikan indikator utama oleh Menteri Kesehatan Olivier Veran, turun hanya 1,7 persen setiap pekannya.

Angka itu dinilai merupakan penurunan paling lambat dan berpotensi membalikkan tren sebelumnya.

Baca Juga: Indonesia Membaik Meski Pandemi Status PPKM Terus Melandai

Peningkatan kasus baru yang signifikan, terutama terjadi di kawasan Alsace timur, salah satu zona paling menderita selama awal pandemi, di mana otoritas mencatat 1.000 lebih kasus baru per 100.000 orang.

Di Jerman, kasus baru COVID-19 juga meningkat dalam beberapa hari belakangan, sehingga mencapai rekor 220.000 kasus baru selama sepekan terakhir, menurut data yang dihimpun Institut Robert Koch (RKI).***

 

 

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler