Putin Pecat Ratusan Tentara Nasional Rusia Menolak Perintah Perang di Ukraina

29 Mei 2022, 14:43 WIB
ilustrasi Tentara Rusia dengan seragam bersejarah berbaris selama latihan menjelang parade kemenangan Mei di kota selatan Rusia, Rostov-on-Don, Selasa (26/4/2022)//Antara /

ARAHKATA - Tentara Garda Nasional bernama Rosgvardia itu diketahui sebagai pasukan pengawal pribadi dari Putin.

Ratusan tentara Garda Nasional Rusia resmi dipecat oleh Presiden Rusia Vladimir Putin karena menolak perintah untuk berperang di Ukraina.

Tetapi, sebagian besar anggota garda nasional tersebut kini dipecat.

Baca Juga: Satpol PP Jakarta Barat Temukan Pijat Prostitusi Berkedok Kedai Kopi

Pengadilan militer di republik selatan Rusia Kabardino-Balkaria membenarkan pemecatan kepada 115 tentara pada Rabu, 25 Mei 2022 lalu.

Pemecatan tersebut resmi dilakukan mereka mengajukan banding atas keputusan tersebut.

Keputusan pengadilan menyatakan pasukan "secara sewenang-wenang" membuat keputusan mereka dengan "menolak untuk melakukan tugas resmi", dikutip dari Newsweek, Minggu, 29 Mei 2022.

Baca Juga: Sandiaga: Ajang Selancar di Banyuwangi Bakal Angkat Citra Pariwisata

Sebagian pasukan domestik yang terpisah dari militer Rusia, dilaporkan memilih untuk kembali ke pangkalan mereka di Rusia.

Meskipun Rusia tampaknya sebagian besar mendukung tindakan Putin di Ukraina, tetapi muncul tanda-tanda ketidakpuasan dan oposisi sejak awal invasi skala penuh pada Februari.

Pada hari-hari awal perang, ribuan pengunjuk rasa anti-perang ditangkap oleh otoritas Rusia di seluruh negeri.

Baca Juga: Honda Umumkan Recall, Civic, Brio dan CR-V Kerusakan Inflator Airbag

Beberapa anggota parlemen dan anggota elit Rusia juga secara terbuka menentang serangan terhadap Ukraina.
Kemudian, awal pekan ini, media Rusia melaporkan selama pertemuan Majelis Legislatif Primorsky Krai Rusia di ujung timur negara itu, seorang anggota faksi Partai Komunis, Leonid Vasyukevich, meminta Putin untuk menghentikan perang selama berbulan-bulan dan untuk menarik pasukannya dari negara Eropa Timur.

"Kami memahami bahwa jika negara kami tidak menghentikan operasi militer, akan ada lebih banyak anak yatim di negara kami," kata Vasyukevich.

"Selama operasi militer, orang-orang muda yang dapat membawa manfaat besar bagi negara kita mati dan menjadi cacat. Kami menuntut penarikan segera pasukan Federasi Rusia," tambahnya.

Baca Juga: Mitsubishi Kolaborasi 5 Merek Otomotif Kembangkan Ekosistem EV

Menanggapi hal itu, gubernur setempat, Oleg Kozhemyako menuduh Vasyukevich telah memfitnah tentara Rusia dan para pembela yang berperang melawan Nazisme.

Kozhemyako juga menyebut politisi komunis itu sebagai "pengkhianat".

Vasyukevich dan seorang rekannya, Gennady Shulga, kemudian dilaporkan dikawal keluar dari pertemuan tersebut.
Lebih lanjut, mereka dikabarkan tidak diberi hak pilih selama sidang berlangsung.

Baca Juga: Ketua MPR Bamsoet Ajak Selami Kedamaian Melalui Seni dan Budaya

Seperti diketahui, invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke-95, Minggu, 29 Mei 2022.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Newsweek

Tags

Terkini

Terpopuler